Pater Wijbrand

Pater Wijbrand
CRESCAT ET FLOREAT

Mar 27, 2011

Anda tidak (merasa) kaya?

Kaya itu sifatnya relatif. Tiap orang mempunyai indikator sendiri yang menentukan apakah dia layak disebut kaya atau miskin.
Kok bisa?

Ada beberapa kemungkinan alasan.
Inilah alasan mengapa Anda tidak (merasa) kaya karena.... :

1. Anda tidak beruntung
Sengaja saya letakkan alasan ini di nomor satu. Karena Anda tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah keberuntungan Anda, atau yang oleh sebagian besar orang disebut takdir. Ini hak prerogatif Allah. Beberapa orang ternyata lebih beruntung.
Beruntung lahir sebagai anak orang kaya, maka otomatis dia jadi kaya, beruntung dapat lotre, sehingga jadi kaya, dll.

2. Anda orang miskin
Ini antonim, suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.
Sederhana, kalau Anda tidak kaya, berarti Anda miskin. Mohon maaf, zona abu-abu-tidak kaya tapi tidak miskin, tidak berlaku di sini.

3. Anda merasa sebagai orang miskin
Selama Anda terus merasa sebagai orang miskin, selama itu pula Anda tidak akan menjadi orang kaya. Berpikirlah positif.

4.Anda Tidak Rajin
Menurut hukum antonim, tidak rajin sama dengan malas. Malas melakukan hal yang tidak menyenangkan tapi sebenarnya menghasilkan peluang untuk menjadi kaya.

5.Anda Orang Fatalis
Fatalis adalah orang yang percaya atau menyerah saja kepada nasib. Bagaimana Anda bisa menjadi kaya kalau selalu berpikiran bahwa takdir Anda adalah menjadi orang miskin?
Lahir sebagai orang miskin itu takdir. Tapi mati sebagai orang miskin, itu pilihan.

6.Tidak Punya Ambisi
Nyaman dengan keadaan sekarang (yang mungkin miskin) dan merasa tidak perlu mengubahnya. Itu hak Anda untuk hidup statis. Nikmatilah itu.

7. Anda Tidak Pandai
Kebanyakan orang kaya adalah orang yang pandai. Maka berusahalah menjadi pandai agar (setidaknya mendekati) menjadi orang kaya.

8. Anda Tidak Merasa Pandai.
Biasanya orang kaya adalah orang yang pandai. Tapi banyak juga orang bodoh yang kaya. Mengapa Anda tidak meniru orang bodoh yang kaya itu, sehingga meskipun Anda tidak merasa pandai, Anda tetap bisa menjadi orang kaya.

9. Tidak Melakukan Apa-apa
Kalau Anda tidak melakukan apa-apa, bagaimana mungkin kekayaan menghampiri Anda?

10.Melakukan kesalahan di masa lalu
Sebenarnya Anda kaya, atau mungkin berpotensi menjadi kaya. Tetapi karena kesalahan di masa lalu, Anda menjadi miskin.

11. Anda tidak bijak dalam menggunakan uang
Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, bagaimana mungkin Anda bisa menyimpan uang?
Membeli sesuatu yang tidak mampu Anda beli, menghamburkan uang untuk sesuatu yang belum mampu untuk Anda hamburkan, menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak perlu, adalah contoh bagaima ketidakbijakan dalam menggunakan uang.

12.Anda tidak pantas menjadi kaya
Faeces (baca : tai) meskipun ditaruh di atas piring emas, tetaplah faeces. Kotor, bau, dan layak dibuang di lubang toilet.
Berlian meskipun berada di comberan, tetaplah berlian. Mahal dan indah.
Mau jadi berlian atau faeces?

Kalau Anda bertanya, apakah saya kaya atau miskin?
Maka akan saya jawab dengan lantang :
"Saya adalah orang kaya, sukses dan bahagia...!!!"
Kembali ke kalimat awal saya,
"Kaya itu sifatnya relatif. Tiap orang mempunyai indikator sendiri yang menentukan apakah dia layak disebut kaya atau miskin."

Hidup ini cuma sekali, kaya atau miskin, nikmatilah hidup Anda.....(LBP)

Salam anget

Datanglah padaku yang letih lesu dan berbeban berat...
************ ********* ********* ********* *********
Leo Bagus P.

Mar 23, 2011

Pahitnya Kehidupan

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.
“Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu.
“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu,
Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.
“Segar”, sahut tamunya.
“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi.
“Tidak”, jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.
“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Mar 22, 2011

sharing

Teman-teman, sejak saya tinggal di seminari menengah 1988 sampai lulus seminari tinggi. saya punya prinsip bahwa saya - hidup di bentur2 itu untuk di bentuk, bukan untuk dihancurkan.
Begitu saya keluar...awal 2003, saya meninggalkan diakon, hidup yg begitu serba kecukupan saya tinggalkan.... banyak sekali gosip ini dan itu... yg kadang juga membuat emosi meluap2.... di tambah lagi hidup di luar... merasakan mencari uang seribu rupiah saja begitu susah... Dengan penuh tekad dan keyakinan, serta bermodalkan Cinta Jesus yg luar biasa dlam hidup saya. Dgn itu semua... saya jalani pelan2... terseok-seok, tersandung, jatuh.... dan harus bangun lagi. Mulai ikut kerja pd suatu perusahaan, sambil mulai usaha sendiri... dan akhirnya Berkat Jesus itu semakin melimpah.
Dlam perjalanan itu, ada bebeberapa mantan Seminari Stella Maris, dari yg saya kenal sampai saya yg tidak kenal. sejak saya tinggal di Bandung-Bogor-Jakarta-dan balik lagi ke Bandung, datang.... ada yg minta bantuan dana terus terang, ada yg mencoba menipu dsb. tapi itu hanya segelintir orang. karena masih banyak teman2, kakak2 dan adik2 yg sudah sukses dalam hidupnya dan sungguh luar biasa.
Dari yg segelintir orang itu, kadang meresahkan dan kadang juga buat ikut prihatin. akhirnya saya mulai tawarkan pekerjaan.... yg jelas yg saya tawarkan kebanyakan menjadi sales... tapi dari mereka tidak ada yg mau... mendengar kata Sales mereka ogah. Padahal banyak orang sukses bermula dari menjadi sales. Saya juga seorang sales. pertama sales untuk diri sendiri... bgmn saya menawarkan kemampuan dan tenaga saya pada suatu perusahaan. kedua saya sales untuk produk2 yg saya jual. mulai dari tas kresek dr warung ke warung- sampai jual makanan spt sekarang.
Teman-teman, sampai saat ini pun saya masih menawarkan pekerjaan untuk menjadi SPV Sales dan SPV Marketing. tapi dari teman2 SM tidak ada yg melamar. dan ada yg datang malah minta bantuan lagi. atau ada ngak teman2 yg bisa bantu Lembaga Pelatihan Gratia Plena untuk menjadi trainer dan instruktur Out Bond. karena dari mantan SM baru ada 3 yg bergabung. ini adalah salah satu jalan yg bisa saya buat... memang dgn syarat. harus mampu dan mau.
Dan dari Semua itu.... saya hanya bisa Bersyukur dan Bersyukur kepada Jesus.amin.
Jesus Memberkati anda Semua.

Kesuksesan Si Sulung

Di suatu pagi yang cerah dengan udara yang sejuk di sebuah pedesaan, seorang ibu sedang bercengkerama dengan ketujuh anakya, kegembiraan dan kebahagiaan serta kebersamaan terbangun dalam keluarga itu, selang beberapa saat kemudian sang anak pertama melontarkan kalimat-kalimat bijak kepada ibunya,

Ibu…, aku memang tidak terlalu pintar dibanding teman-temanku disekolah, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat BODOH untukku

Ibu…, aku memang tidak terlalu cantik / tampan dibanding anak dari teman-taman ibu, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat JELEK untukku

Ibu …, aku memang tidak penurut seperti anak-anak yang lain, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat NAKAL untukku

Ibu…, aku memang sering khilaf melanggar aturan Agama karena ketidakberdayaanku, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat DURHAKA untukku

Ibu…, sampai hari aku belum mampu membalas segala jasamu dan belum mampu membahagiakan sebagaimana keinginanmu, tapi tolong jangan sampai keluarkan kalimat GAK TAHU DIRI untukku

Ibu…, kalau sampai hari ini aku masih sering lupa mendoakanmu karena kesibukanku, tolong jangan hentikan air mata do’amu untukku dan jangan pula sepatah kata laknatpun keluar dari bibirmu, Ibu itupun kemudian meneteskan air matanya, apa arti air mata ibu ini ?

Alkisah Beberapa tahun kemudian…., seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah setengah baya. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh…saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore untuk menengok anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. ”Wouw… hebat sekali putra ibu”, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu? Bagaimana dengan kakak dan adik-adik nya?” ”Oh ya tentu”, si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat berkerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, dan yang ke tujuh menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi terkemuka di Semarang.””
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.” kata sang Ibu.
Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu… mungkin ibu agak kecewa ya dengan anak ibu yang pertama, karena adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi seorang petani?”

Apa jawab sang ibu..???
Apakah anda ingin tahu jawabannya..???

…...Dengan tersenyum ibu itu menjawab :
”Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru saya SANGAT SANGAT BANGGA dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”… Pemuda itu terbengong….

………, sejenak kita bertanya pada diri kita sendiri, bagaimana kondisi adik-adik kita hari ini ? bagaimana pula kakak-kakak kita ? lalu bagaimana pula dengan ibu dan Ayah kita…………., apa yang telah kita berikan untuk mereka, adakah setetes air mata do’a untuk keselamatan dunia dan akhiratnya? Hari ini ? kemarin ? atau esok ?

………, Semua orang di dunia ini penting. Buka mata kita, pikiran kita, hati kita. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca semua peristiwa itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “HAL YANG PALING PENTING DI DUNIA INI BUKAN BERTANYA TERUS SIAPA KITA ? tetapi APA KARYA YANG SUDAH KITA CIPTA DAN APA YANG TELAH KITA LAKUKAN UNTUK SAUDARA-SAUDARA KITA DAN ORANG LAIN ? ”

Amsal

1> ANDALKAN BERKAT TUHAN (Amsal 3: 5-6)
Sertakan Tuhan di dalam segenap pekerjaanmu karena banyak yang harus kita kerjakan tetapi tidak diajarkan di bangku sekolah dan banyak yang terjadi yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

2> CARILAH PENGETAHUAN (Ams 19: 20)
Ilmu pengetahuan, cara bekerja yang benar & efisien perlu kita cari.Tanpa pengetahuan, kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah". Jangan sungkan belajar dan meminta petunjuk jika tidak mengerti.

3> RAJIN & CEKATAN (Ams 10: 4)
Hanya orang rajin dan cekatan yang akan diingat oleh pimpinannya, terutama waktu menetapkan promosi jabatan & kenaikan gaji.

4> BERLAKU JUJUR & BENAR (Ams 16: 8)
Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa

5> JAGA PEMBICARAAN (Ams 10: 19)
Mengerjakan tugas-tugas adalah suatu pekerjaan yang berat, jangan ditambahi lagi dengan masalah lain karena mulut kita yang bocor. Siapa yang memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri daripada kesukaran.

6> SABAR & TENANG (Ams 16: 32)
Hati yang sabar dan tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

7> JANGAN INGIN CEPAT KAYA (Ams 13:11)
Menjadi kaya adalah impian kebanyakan orang dan sah-sah saja. Yang harus diperhatikan adalah: Menjadi kaya, bukanlah tujuan utama di dalam hidup ini, Ingin cepat kaya seringkali menjebak orang-orang ke dalam perbuatan yang berdosa; Menikmati hidup lebih penting dari menjadi kaya tetapi mempunyai banyak masalah.

Rahasia kebahagiaan

Rahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap sama halnya sebuah gudang.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.
Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.
Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut “bodoh”? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.
Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan TUHAN yang satu.
Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.
Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.
Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri “Aku bebas dalam diriku”.
Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?
Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalam an hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.
Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara! yang tidak prinsipiil.
Renungkan setiap rahasia yang ada di dalamnya.
Rasakan apa yang dikatakannya

Pikiran

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain, namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia menghampiri belalang lain itu dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, “Di manakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.” Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman, tradisi, dan kebiasaan bisa membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.
Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam-dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dengan seutas tali yang terikat pada sebilah pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kakinya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…
Pernahkah Anda bertanya kepada diri Anda sendiri bahwa Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda mau menyingkirkan “penjara” itu? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan dan pemikiran Anda?
Sebagai manusia kita berkemampuan untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin Anda capai. Sakit memang, lelah memang, tapi jika Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.
———————-
ayo meloncat lebih tinggi…
ayo pergi lebih jauh……..
ayo menyelam lebih dalam……..
ayo belajar hidup.

Jan 6, 2011

Reportase Reuni Akbar Alumni - HUT 60

REUNI AKBAR ALUMNI DAN HUT KE-60 TAHUN SEMINARI MENENGAH STELLA MARIS BOGOR

Seminari Menengah Stella Maris Bogor merayakan HUT Ke-60 tahun dan Reuni Akbar Alumni dengan Misa konselebrasi yang dipimpin Uskup Bogor, Mgr.Michael Cormas Angkur OFM, di Seminari Menengah Stella Maris, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 28/11/2010.

Uskup Bogor, Mgr Michael Cosmas Angkur OFM, memimpin Misa didampingi Rektor Seminari Menengah Stella Maris, RD Niklaus Jatmiko Pr. Acara ini dihadiri sekitar 650 undangan dan alumni Seminari Menengah Stella Maris dari seluruh angkatan.

Mgr Angkur berpesan, "Para alumni dan para seminaris harus mempunyai jiwa misionaris karena sudah lama kita harus berdiri sendiri tanpa ada lagi misionaris dari Eropa."

Pastor Jatmiko Pr, menambahkan, menurut statistik, seminaris yang lulus dan ditahbiskan menjadi pastor hanya 9,8 persen saja. "Yang penting bukan jumlah tetapi kualitas. Seminari mendidik anak – anak menjalani hidup lebih baik. Hingga saat ini, sekitar 1.900 orang pernah sekolah di Stella Maris. Namun, hanya 125 orang saja yang menjadi imam," tuturnya.

Hal ini ditanggapi Sihite Stella, salah satu alumnus Stella Maris. Ia mengalami didikan almarhum Pater Remedius Wijbrands OFM, mantan rektor Seminari Menengah Stella Maris ketika seminari masih menempati sebuah bangunan yang saat ini menjadi Gereja Santo Fransiskus Assisi Sukasari, Bogor.

"Saya bersyukur, karena didikan seminari membuat kita menjadi manusia yang lebih handal, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,dan disiplin. Pendidikan seperti ini tidak akan saya dapatkan bila bersekolah di sekolah biasa," ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan kue oleh Mgr Angkur, diiringi Mars Stella Maris. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai acara hiburan, berupa degung, band akustik, dan teater oleh para seminaris. Ada juga lelang foto-foto lama maupun lukisan-lukisan Pater Remedius Wijbrands dalam beberapa versi. Acara berlangsung hingga larut malam.
(M.BambangS./HIDUP No.50 12 Desember 2010/Dhapur)