tag:blogger.com,1999:blog-84268478465273475692024-03-20T22:34:04.257-07:00D-LARISTAD-LARISTA (peDuli stelLa maRIS kiTA).
Blog ini adalah media temu rasa, karsa, dan karya para sakerawan ex Seminaris Stella Maris Bogor.
Wilujeng sumping, sahabat sakerawan...
Tuhan memberkati kita semua, amin.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.comBlogger161125tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-64031577258545773582011-03-27T19:35:00.000-07:002011-03-27T19:36:57.285-07:00Anda tidak (merasa) kaya?Kaya itu sifatnya relatif. Tiap orang mempunyai indikator sendiri yang menentukan apakah dia layak disebut kaya atau miskin.<br />Kok bisa?<br /><br />Ada beberapa kemungkinan alasan. <br />Inilah alasan mengapa Anda tidak (merasa) kaya karena.... : <br /><br />1. Anda tidak beruntung<br />Sengaja saya letakkan alasan ini di nomor satu. Karena Anda tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah keberuntungan Anda, atau yang oleh sebagian besar orang disebut takdir. Ini hak prerogatif Allah. Beberapa orang ternyata lebih beruntung.<br />Beruntung lahir sebagai anak orang kaya, maka otomatis dia jadi kaya, beruntung dapat lotre, sehingga jadi kaya, dll.<br /><br />2. Anda orang miskin<br />Ini antonim, suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.<br />Sederhana, kalau Anda tidak kaya, berarti Anda miskin. Mohon maaf, zona abu-abu-tidak kaya tapi tidak miskin, tidak berlaku di sini.<br /><br />3. Anda merasa sebagai orang miskin<br />Selama Anda terus merasa sebagai orang miskin, selama itu pula Anda tidak akan menjadi orang kaya. Berpikirlah positif.<br /><br />4.Anda Tidak Rajin<br />Menurut hukum antonim, tidak rajin sama dengan malas. Malas melakukan hal yang tidak menyenangkan tapi sebenarnya menghasilkan peluang untuk menjadi kaya.<br /><br />5.Anda Orang Fatalis<br />Fatalis adalah orang yang percaya atau menyerah saja kepada nasib. Bagaimana Anda bisa menjadi kaya kalau selalu berpikiran bahwa takdir Anda adalah menjadi orang miskin?<br />Lahir sebagai orang miskin itu takdir. Tapi mati sebagai orang miskin, itu pilihan.<br /><br />6.Tidak Punya Ambisi<br />Nyaman dengan keadaan sekarang (yang mungkin miskin) dan merasa tidak perlu mengubahnya. Itu hak Anda untuk hidup statis. Nikmatilah itu.<br /><br />7. Anda Tidak Pandai<br />Kebanyakan orang kaya adalah orang yang pandai. Maka berusahalah menjadi pandai agar (setidaknya mendekati) menjadi orang kaya.<br /><br />8. Anda Tidak Merasa Pandai.<br />Biasanya orang kaya adalah orang yang pandai. Tapi banyak juga orang bodoh yang kaya. Mengapa Anda tidak meniru orang bodoh yang kaya itu, sehingga meskipun Anda tidak merasa pandai, Anda tetap bisa menjadi orang kaya.<br /><br />9. Tidak Melakukan Apa-apa<br />Kalau Anda tidak melakukan apa-apa, bagaimana mungkin kekayaan menghampiri Anda?<br /><br />10.Melakukan kesalahan di masa lalu<br />Sebenarnya Anda kaya, atau mungkin berpotensi menjadi kaya. Tetapi karena kesalahan di masa lalu, Anda menjadi miskin.<br /><br />11. Anda tidak bijak dalam menggunakan uang<br />Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, bagaimana mungkin Anda bisa menyimpan uang?<br />Membeli sesuatu yang tidak mampu Anda beli, menghamburkan uang untuk sesuatu yang belum mampu untuk Anda hamburkan, menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak perlu, adalah contoh bagaima ketidakbijakan dalam menggunakan uang.<br /><br />12.Anda tidak pantas menjadi kaya<br />Faeces (baca : tai) meskipun ditaruh di atas piring emas, tetaplah faeces. Kotor, bau, dan layak dibuang di lubang toilet.<br />Berlian meskipun berada di comberan, tetaplah berlian. Mahal dan indah.<br />Mau jadi berlian atau faeces? <br /><br />Kalau Anda bertanya, apakah saya kaya atau miskin?<br />Maka akan saya jawab dengan lantang :<br />"Saya adalah orang kaya, sukses dan bahagia...!!!"<br />Kembali ke kalimat awal saya,<br />"Kaya itu sifatnya relatif. Tiap orang mempunyai indikator sendiri yang menentukan apakah dia layak disebut kaya atau miskin."<br /><br />Hidup ini cuma sekali, kaya atau miskin, nikmatilah hidup Anda.....(LBP)<br /><br />Salam anget <br /><br />Datanglah padaku yang letih lesu dan berbeban berat...<br />************ ********* ********* ********* ********* <br />Leo Bagus P.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-76382987278838851962011-03-23T00:17:00.000-07:002011-03-23T00:18:06.686-07:00Pahitnya KehidupanSuatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.<br />“Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu.<br />“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.<br />“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu,<br />Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.<br />“Segar”, sahut tamunya.<br />“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi.<br />“Tidak”, jawab si anak muda.<br />Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.<br />“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”<br />Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”<br />Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-58886809983141640072011-03-22T23:53:00.001-07:002011-03-22T23:53:49.300-07:00sharingTeman-teman, sejak saya tinggal di seminari menengah 1988 sampai lulus seminari tinggi. saya punya prinsip bahwa saya - hidup di bentur2 itu untuk di bentuk, bukan untuk dihancurkan.<br />Begitu saya keluar...awal 2003, saya meninggalkan diakon, hidup yg begitu serba kecukupan saya tinggalkan.... banyak sekali gosip ini dan itu... yg kadang juga membuat emosi meluap2.... di tambah lagi hidup di luar... merasakan mencari uang seribu rupiah saja begitu susah... Dengan penuh tekad dan keyakinan, serta bermodalkan Cinta Jesus yg luar biasa dlam hidup saya. Dgn itu semua... saya jalani pelan2... terseok-seok, tersandung, jatuh.... dan harus bangun lagi. Mulai ikut kerja pd suatu perusahaan, sambil mulai usaha sendiri... dan akhirnya Berkat Jesus itu semakin melimpah.<br />Dlam perjalanan itu, ada bebeberapa mantan Seminari Stella Maris, dari yg saya kenal sampai saya yg tidak kenal. sejak saya tinggal di Bandung-Bogor-Jakarta-dan balik lagi ke Bandung, datang.... ada yg minta bantuan dana terus terang, ada yg mencoba menipu dsb. tapi itu hanya segelintir orang. karena masih banyak teman2, kakak2 dan adik2 yg sudah sukses dalam hidupnya dan sungguh luar biasa.<br />Dari yg segelintir orang itu, kadang meresahkan dan kadang juga buat ikut prihatin. akhirnya saya mulai tawarkan pekerjaan.... yg jelas yg saya tawarkan kebanyakan menjadi sales... tapi dari mereka tidak ada yg mau... mendengar kata Sales mereka ogah. Padahal banyak orang sukses bermula dari menjadi sales. Saya juga seorang sales. pertama sales untuk diri sendiri... bgmn saya menawarkan kemampuan dan tenaga saya pada suatu perusahaan. kedua saya sales untuk produk2 yg saya jual. mulai dari tas kresek dr warung ke warung- sampai jual makanan spt sekarang.<br />Teman-teman, sampai saat ini pun saya masih menawarkan pekerjaan untuk menjadi SPV Sales dan SPV Marketing. tapi dari teman2 SM tidak ada yg melamar. dan ada yg datang malah minta bantuan lagi. atau ada ngak teman2 yg bisa bantu Lembaga Pelatihan Gratia Plena untuk menjadi trainer dan instruktur Out Bond. karena dari mantan SM baru ada 3 yg bergabung. ini adalah salah satu jalan yg bisa saya buat... memang dgn syarat. harus mampu dan mau.<br />Dan dari Semua itu.... saya hanya bisa Bersyukur dan Bersyukur kepada Jesus.amin.<br />Jesus Memberkati anda Semua.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-85183066377676645422011-03-22T23:46:00.000-07:002011-03-22T23:47:43.440-07:00Kesuksesan Si SulungDi suatu pagi yang cerah dengan udara yang sejuk di sebuah pedesaan, seorang ibu sedang bercengkerama dengan ketujuh anakya, kegembiraan dan kebahagiaan serta kebersamaan terbangun dalam keluarga itu, selang beberapa saat kemudian sang anak pertama melontarkan kalimat-kalimat bijak kepada ibunya,<br /><br />Ibu…, aku memang tidak terlalu pintar dibanding teman-temanku disekolah, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat BODOH untukku<br /><br />Ibu…, aku memang tidak terlalu cantik / tampan dibanding anak dari teman-taman ibu, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat JELEK untukku<br /><br />Ibu …, aku memang tidak penurut seperti anak-anak yang lain, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat NAKAL untukku<br /><br />Ibu…, aku memang sering khilaf melanggar aturan Agama karena ketidakberdayaanku, tapi tolong jangan sampai engkau keluarkan kalimat DURHAKA untukku<br /><br />Ibu…, sampai hari aku belum mampu membalas segala jasamu dan belum mampu membahagiakan sebagaimana keinginanmu, tapi tolong jangan sampai keluarkan kalimat GAK TAHU DIRI untukku<br /><br />Ibu…, kalau sampai hari ini aku masih sering lupa mendoakanmu karena kesibukanku, tolong jangan hentikan air mata do’amu untukku dan jangan pula sepatah kata laknatpun keluar dari bibirmu, Ibu itupun kemudian meneteskan air matanya, apa arti air mata ibu ini ?<br /><br />Alkisah Beberapa tahun kemudian…., seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah setengah baya. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh…saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore untuk menengok anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. ”Wouw… hebat sekali putra ibu”, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.<br /><br />Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu? Bagaimana dengan kakak dan adik-adik nya?” ”Oh ya tentu”, si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat berkerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, dan yang ke tujuh menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi terkemuka di Semarang.””<br />Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.” kata sang Ibu.<br />Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu… mungkin ibu agak kecewa ya dengan anak ibu yang pertama, karena adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi seorang petani?”<br /><br />Apa jawab sang ibu..???<br />Apakah anda ingin tahu jawabannya..???<br /><br />…...Dengan tersenyum ibu itu menjawab :<br />”Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru saya SANGAT SANGAT BANGGA dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”… Pemuda itu terbengong….<br /><br />………, sejenak kita bertanya pada diri kita sendiri, bagaimana kondisi adik-adik kita hari ini ? bagaimana pula kakak-kakak kita ? lalu bagaimana pula dengan ibu dan Ayah kita…………., apa yang telah kita berikan untuk mereka, adakah setetes air mata do’a untuk keselamatan dunia dan akhiratnya? Hari ini ? kemarin ? atau esok ?<br /><br />………, Semua orang di dunia ini penting. Buka mata kita, pikiran kita, hati kita. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca semua peristiwa itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “HAL YANG PALING PENTING DI DUNIA INI BUKAN BERTANYA TERUS SIAPA KITA ? tetapi APA KARYA YANG SUDAH KITA CIPTA DAN APA YANG TELAH KITA LAKUKAN UNTUK SAUDARA-SAUDARA KITA DAN ORANG LAIN ? ”ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-47450783946081743592011-03-22T23:45:00.001-07:002011-03-22T23:45:31.603-07:00Amsal1> ANDALKAN BERKAT TUHAN (Amsal 3: 5-6)<br />Sertakan Tuhan di dalam segenap pekerjaanmu karena banyak yang harus kita kerjakan tetapi tidak diajarkan di bangku sekolah dan banyak yang terjadi yang tidak pernah kita duga sebelumnya.<br /><br />2> CARILAH PENGETAHUAN (Ams 19: 20)<br />Ilmu pengetahuan, cara bekerja yang benar & efisien perlu kita cari.Tanpa pengetahuan, kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah". Jangan sungkan belajar dan meminta petunjuk jika tidak mengerti.<br /><br />3> RAJIN & CEKATAN (Ams 10: 4)<br />Hanya orang rajin dan cekatan yang akan diingat oleh pimpinannya, terutama waktu menetapkan promosi jabatan & kenaikan gaji.<br /><br />4> BERLAKU JUJUR & BENAR (Ams 16: 8)<br />Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa<br /><br />5> JAGA PEMBICARAAN (Ams 10: 19)<br />Mengerjakan tugas-tugas adalah suatu pekerjaan yang berat, jangan ditambahi lagi dengan masalah lain karena mulut kita yang bocor. Siapa yang memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri daripada kesukaran.<br /><br />6> SABAR & TENANG (Ams 16: 32)<br />Hati yang sabar dan tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.<br /><br />7> JANGAN INGIN CEPAT KAYA (Ams 13:11)<br />Menjadi kaya adalah impian kebanyakan orang dan sah-sah saja. Yang harus diperhatikan adalah: Menjadi kaya, bukanlah tujuan utama di dalam hidup ini, Ingin cepat kaya seringkali menjebak orang-orang ke dalam perbuatan yang berdosa; Menikmati hidup lebih penting dari menjadi kaya tetapi mempunyai banyak masalah.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-44215234479149755472011-03-22T23:43:00.000-07:002011-03-22T23:44:02.954-07:00Rahasia kebahagiaanRahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap sama halnya sebuah gudang.<br />Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.<br />Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.<br />Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut “bodoh”? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.<br />Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan TUHAN yang satu.<br />Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.<br />Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.<br />Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.<br />Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri “Aku bebas dalam diriku”.<br />Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.<br />Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?<br />Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalam an hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.<br />Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara! yang tidak prinsipiil.<br />Renungkan setiap rahasia yang ada di dalamnya.<br />Rasakan apa yang dikatakannyaALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-2672847733371461122011-03-22T23:40:00.000-07:002011-03-22T23:41:42.697-07:00PikiranSeekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain, namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.<br />Dengan penasaran dia menghampiri belalang lain itu dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, “Di manakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.” Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.<br />Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman, tradisi, dan kebiasaan bisa membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.<br />Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam-dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.<br />Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dengan seutas tali yang terikat pada sebilah pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kakinya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…<br />Pernahkah Anda bertanya kepada diri Anda sendiri bahwa Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda mau menyingkirkan “penjara” itu? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan dan pemikiran Anda?<br />Sebagai manusia kita berkemampuan untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin Anda capai. Sakit memang, lelah memang, tapi jika Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.<br />———————-<br />ayo meloncat lebih tinggi…<br />ayo pergi lebih jauh……..<br />ayo menyelam lebih dalam……..<br />ayo belajar hidup.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-78898907097840903782011-01-06T18:11:00.000-08:002011-01-06T18:12:40.264-08:00Reportase Reuni Akbar Alumni - HUT 60REUNI AKBAR ALUMNI DAN HUT KE-60 TAHUN SEMINARI MENENGAH STELLA MARIS BOGOR<br /><br />Seminari Menengah Stella Maris Bogor merayakan HUT Ke-60 tahun dan Reuni Akbar Alumni dengan Misa konselebrasi yang dipimpin Uskup Bogor, Mgr.Michael Cormas Angkur OFM, di Seminari Menengah Stella Maris, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 28/11/2010.<br /><br />Uskup Bogor, Mgr Michael Cosmas Angkur OFM, memimpin Misa didampingi Rektor Seminari Menengah Stella Maris, RD Niklaus Jatmiko Pr. Acara ini dihadiri sekitar 650 undangan dan alumni Seminari Menengah Stella Maris dari seluruh angkatan.<br /><br />Mgr Angkur berpesan, "Para alumni dan para seminaris harus mempunyai jiwa misionaris karena sudah lama kita harus berdiri sendiri tanpa ada lagi misionaris dari Eropa."<br /><br />Pastor Jatmiko Pr, menambahkan, menurut statistik, seminaris yang lulus dan ditahbiskan menjadi pastor hanya 9,8 persen saja. "Yang penting bukan jumlah tetapi kualitas. Seminari mendidik anak – anak menjalani hidup lebih baik. Hingga saat ini, sekitar 1.900 orang pernah sekolah di Stella Maris. Namun, hanya 125 orang saja yang menjadi imam," tuturnya.<br /><br />Hal ini ditanggapi Sihite Stella, salah satu alumnus Stella Maris. Ia mengalami didikan almarhum Pater Remedius Wijbrands OFM, mantan rektor Seminari Menengah Stella Maris ketika seminari masih menempati sebuah bangunan yang saat ini menjadi Gereja Santo Fransiskus Assisi Sukasari, Bogor.<br /><br />"Saya bersyukur, karena didikan seminari membuat kita menjadi manusia yang lebih handal, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,dan disiplin. Pendidikan seperti ini tidak akan saya dapatkan bila bersekolah di sekolah biasa," ujarnya.<br /><br />Acara dilanjutkan dengan pemotongan kue oleh Mgr Angkur, diiringi Mars Stella Maris. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai acara hiburan, berupa degung, band akustik, dan teater oleh para seminaris. Ada juga lelang foto-foto lama maupun lukisan-lukisan Pater Remedius Wijbrands dalam beberapa versi. Acara berlangsung hingga larut malam.<br />(M.BambangS./HIDUP No.50 12 Desember 2010/Dhapur)ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-15019937975481080522010-11-28T23:03:00.001-08:002010-11-28T23:03:16.532-08:00KESAN PESAN REUNI 2010Selamat sore rekans.Acara reuni sudah selesai tapi beberapa orang masih melanjutkan kebersamaan.Sementara menunggu misa,saya mengirimkan berita ini.Saat ini,saya,beko,bosman dan putut masih bersama.Mereka akan naek ke puncak bersama saya setelah saya menyelesaikan tugas misa.<br />Mungkin malam ini kami akan adakan reuni part II di santo yusup bersama denga para saudara dari cianjur yang kemaren tidak sempat hadir.Meskipun mata sudah berat namun semangat tetap menyala untuk berkumpul.<br />Hal lain yang lebih penting adalah masalah buku P.Wijbrans.Saat ini buku tersebut masih tersisah banyak dan modal untuk biaya cetak pun belum tertutup.Oleh karena itu bagi para teman yang belum memiliki tetapi sangat ingin memiliki maka bisa menghubungi seminari karena buku tersebut ada di seminari.Semoga buku ini lekas habis sehingga bisa menutup biaya cetak dan membantu alma mater.Anda yang ingin memesan,silahkan pesan dan transfer uangnya baru akan dikirimkan bukubnya.Terimakasih atas kerjasama temans semua<br /><br /><br />Salam,<br />~Dedie K OFM~<br /><br />--------------------------------------------------------------------------------ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-76049964666155373892010-11-28T23:01:00.001-08:002010-11-28T23:01:31.751-08:00KESAN PESAN REUNI 2010Para sahabat yang terkasih,<br />Rangkaian demi rangkaian mulai berlalu tapi kita masih menantikan acara penting ucapan syukur dalam perayaan ekaristi kudus dengan selebran utama Mgr.Michael Angkur OFM.<br />Di awali dengan ibadat di makam kali mulya yang dipimpin oleh Rm.Yulius OSC,beberapa alumni sekitar 30an orang yang sudah hadir sejak kemarin,mendoakan para manta rektor dan pamong kita yang telah wafat.Selesai sekitar pukul 9,peserta kembali ke seminari.Pagi tadi mulai berdatangan satu per satu alumnus dr setiap angkatan.Cukup berkecil hati karena sampai pada acara rekoleksi yang dipimpin oleh romo rektor,peserta yang datang juga belum begitu banyak.Mungkin baru sekitar 60an orang.Roimo rektor dala rekoleksinya mengajak dan menyadarkan kita akan peran panggilan kita dalam Gereja.Terlebih lagi beliau juga menggugah kita untuk melihat kebutuhan nyata alma mater kita terutama dalam kebutuhan operasional.Mengerikan jika melihat pendapatan yang masuk dari para seminaris hanya 50% dari total pengeluaran yang dibutuhkan.Darimanakah sisanya harus ditutup?Inilah sentuhan dan harapan romo rektor pada kita para alumni.Tergerakkah kita?<br />Selesai rekoleksi,sekita pukul 12.30,acara dilanjutkan dengan santap siang.Dalam doa makan,kita juga mendoakan rekan kita Pastor Antonius Pramono SCJ yang merayakan hari ultah imamatnya yang ke 13 dan Frans Widyanto merayakan hari ultah kelhirannya yang ke 38 tepat pada hari ini.<br />Rupanya seminari mulai terasa semakin sempit ketika para alumnus lainnya mulai kembali berdatangan.Meskipun cuaca mendung dan sedikit diguyur hujan,tetapi tidak mengurangai kebahagiaan dan keceriaan para alumnus.Sampai berita ini ditulis,para alumnus masih bercanda ria melepas rindu dan melihat putaran film kehidupan masa lalu melalui celotahan ringan dan lucu serta obrolan2 serius namun santai.Sebagian panita mulai terlelap untuk mengumpulkan tenang kembali menghadapi acara nanti sore sampai malam.Masih ada beberap acara penting yang harus di jalani.Selain perayaan ekaristi,maka akan diadakan juga acara lelang untuk menggalang dana bagi program pembangunan seminari dan pengenalan buku P.Wijbrands yang dibuat oleh Sdr.Bobby PR.Mohon dukungan teman2 semoga acara ini dapat berjalan lancar,dan teristimewa semoga kita bisa memberikan sesuatu yang saat ini sangat dibutuhkan oleh para seminaris.<br />Tidak lupa saya menyapa teman2 yang tidak hadir.Jangan anda kecewa tetapi masih banyak yang bisa anda lakukan.Jika anda tergugah maka anda bisa hadir dalam dukungan dana yang bisa ditransfer ke nomor rekening panti eh salah...maksud saya rekening seminari.Jika berminat maka akan saya sampaikan nomor rekening tersebut.Demikian sekilas laporan pandangan mata.Semoga dapat melepas kerinduan teman2 juga.<br /><br /><br />Salam,<br />~Dedie K OFM~<br /><br />--------------------------------------------------------------------------------ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-56320213848796256762010-11-28T22:59:00.001-08:002010-11-28T22:59:57.180-08:00KESAN PESAN REUNI 2010Rekans, suasana reuni masih terasa sepertinya belum dan mungkin tidak akan pernah cukup waktu untuk bermemori bersama saudara2 yang pernah hidup seatap di Stella Maris. Banyak cerita kisah selama hidup bersama...untuk selalu menjalin kebersamaan kita mohon rekan2 yang belum tergabung dalam milist atau facebook d.larista bisa diajak untuk bergabung.<br />Facebook d.larista bs diinvite dgn email d.larista@yahoo.com atau dengan nama Stella Maris d'larista.<br />Salah satu sarana komunikasi utk rekan2 yang memiliki bisa di share pin kalian akan segera di invite dlm group.<br /><br />Mohon rekan2 yang sempat mendokumentasikan acara reuni kemarin dapat mengirimkan ke milist atau facebook d.larista.<br /><br />Terima kasih rekan sekalian....indahnya kebersamaan dalam satu hati....Crescat et Floreat...<br /><br />Salam,<br />B Dimas Handoko<br />Co ModeratorALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-51269266946338062212010-11-28T22:57:00.000-08:002010-11-28T22:59:01.891-08:00KESAN PESAN REUNI 2010hari ini minggu,,,tapi kenangan indah memory temu kangen sungguh tidak bias begitu saja saat ingatan terlintas masa2 20 tahun yg lalu sekelebat muncul,,,seakan akan tombol on terputar,,sungguh indah...saat kemarin kami duduk sore di eks tampomas mas Anton Beller, Rm Alparis, Rm Yosef Watun, mas Hans Funan dan saya, sungguh merupakan saat sedang minta ijin untuk foto copy sama Pater Rector...lalu seperti biasa kembali keseminari masuk matahari ngedinginin badan,,,Rm Alparis seperti biasa ngajak nyari bakwan dan combro hehehe ngajak ceting bareng,,,,<br /><br />sungguh acara Reuni yg sangat berkesan, makan malam banyak teman2 yg kami temui menyapa, tertawa, senda gurau, bahkan kami tidak bisa lagi membedakan mana awam, para romo, propinsial, rector sugguh tidak ada batasan,,,yg ada hanya persaudaraan dan persaudaraan,,,saya sendiri walaupun sudah punya anak dua tapi merasa saya sdh menjadi romo di paroki entah berantah hehehehe.....<br /><br />Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih sedalam dalamnya untuk Rm Yulius OSC ( thanks juga atas korek apinya bro ), Rm Deddie, Paman Arnoko, Abang Campur, Kakak Hermawan Gouw, Mas Bobby Patiradja ( buku mu sangat bagus bro thanks ), dan para panitia lainnya....<br />Anda semua sungguh luar biasa,,,, melalui tangan dan ide kalian semua acara semalam sungguh menjadi acara yg terberkati dan berkesan di hati kami....<br /><br />semoga kedepannya persaudaraan kita menjadi lebih kental dan akrab sesama alumni dan dapat melakukan yg terbaik buat seminari kita<br /><br />sekali lagi terimakasih bro,,,,salam hangat dari saya<br />Stefanus Ope TolokALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-68277237629856655002010-11-28T22:38:00.001-08:002010-11-28T22:38:45.962-08:00DANA REUNI 2010Dear All,<br /> <br />Sebenarnya Panitia tidak mau berbicara masalah biaya namun karena ada rekan yang bertanya maka dengan sangat senang berikut ini kami uraikan perincian biaya siapa tahu ada para alumnus yang mau membantu penjualan Buku Pater Wijbrand<br />Modal acara ini kurang lebih sebagai berikut :<br />•Cetak buku Pater Wijbrands Rp.17.000.000,-- (untuk 500 eksemplar)<br />•Kunsumsi yg dikeluarkan Rektor Rp. 30.000.000,--<br />•Bis Rp. 1.200.000,--<br />•Modal lukisan Rm Yulius Rp. 3.000.000,--<br />•Modal Likisan Hedi Gustino Rp. 2.000.000,--<br />•Sumbangan Karpet Rp. 5.300.000,-- (sumbangan)<br />•Soft Drink (kaleng) Rp. 3.000.000,-- (sumbangan)<br />• Total Rp. 61.200.000,--<br />Belum termasuk sewa sound system ..<br /> <br />Nah bagi rekan rekan yang mau membantu, tolong beli buku Pater Wijbrand karena menurut catatan yang saya terima dari Rekter yang terjual hanya 79 buku x Rp. 75.000 = Rp.5.925.000,--<br /> <br />Atau jika ada yang berminat mau beli buku silahkan hubungi kami dan uang transfer ke rekening Seminari a/n : Yohanes Driyanto atau Nikasius Jatmiko , Rek No.8410101000, BCA <br /> <br />Wassalam<br />LSALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-42494493531209097942010-08-25T19:03:00.000-07:002010-08-25T19:05:52.445-07:00Bau Tanah Selepas Hujan.......:<br />"Tuhan juga bukan soal teologi seperti apa dan filsafat aliran mana,<br />sehingga konstruksi di luar skenario pikir kita itu sesat dan bidah.<br />Tuhan itu adalah soal apa yang kita yakini ketika kita bertindak.<br />Tindakan yang kita lakukan dengan kesungguhan hati, telah menjadi doa<br />dan madah. Maka, hidup ini adalah sebuah kitab suci tertua dan<br />terbuka yang ditulis oleh Tuhan sendiri, alam ini adalah ruang ibadah<br />kita tanpa dinding dan tanpa atap, sesama kita adalah wujud<br />wajah-wajah Tuhan<br />yang menyamar yang perlu kita layani dengan setulus hati dan tindakan<br />kita adalah ritual suci di hadapan altar agung Yang Illahi."....<br /><br />Terusannya di bawah ini:<br /><br />Bau Tanah Selepas Hujan<br /><br />Apa yang kita lakukan dalam hidup ini sebenarnya tidak begitu penting,<br />yang lebih penting adalah kita telah melakukannya. Manusia<br />mendefinisikan dirinya dengan perilakunya. Apa yang telah kita<br />lakukan, sebenarnya sudah kita lakukan dan kita tidak bisa mengubah<br />apa yang sudah terjadi. Kita hanya bisa mengubah apa yang belum<br />terjadi.<br /><br />Dalam banyak tradisi kerohanian, tindakan adalah laku tertinggi dalam<br />praktek kesucian. Doa melalui tindakan (contemplatio in actione)<br />menempati level tertinggi dari hirarki doa itu sendiri.<br />Manusia-manusia suci tak tergantung lagi dengan ritual untuk<br />memanjatkan doa, tak tergantung lagi dengan tempat ibadah untuk<br />hening. Melalui tindakan, mereka berdoa dalam perilaku yang sederhana<br />setiap hari. Manusia seperti ini tak terganggu oleh kebisingan<br />sekitar,<br /><br />atau terganggu oleh kesibukan yang menumpuk. Setiap tarikan nafas,<br />kedipan mata, gerakan tubuh, ucapan kata, adalah gerakan-gerakan doa<br />yang dia lakukan. Tindakan adalah rumah ibadahnya.<br /><br />Suatu hari, ada iring-iringan Raja dengan segenap pengawalnya. Kereta<br />berkuda berderap ramai memasuki suatu desa, hingga menggugah hampir<br />seluruh warga berdiri di pinggir jalan, ingin melihat bagaimana raja<br />dan rombongannya lewat. Di sela-sela keramaian, ada seorang pemuda<br />yang berjalan menyusuri jalan tersebut, hingga ia melihat ada seorang<br />pandai besi yang tetap bekerja menempa besi-besi yang sudah<br />dipanggangnya di api. Si pandai<br />besi itu kelihatannya tidak terusik dengan kedatangan sang Raja, ia<br />tetap bekerja seperti sedia kala. Maka pemuda itu mendekatinya dan<br />bertanya, "Apakah kamu tahu, siapa yang baru saja lewat di pinggir<br />jalan?" Lalu si pandai besi itu menjawab, "Aku tidak tahu." Maka,<br />sejak saat itu, si pemuda memutuskan untuk berguru kepada si Pandai<br />Besi dan menjadi muridnya.<br /><br />Banyak orang beragama saat ini menjadi cengeng. Sedikit ada suara<br />berisik di luar tempat ibadah, mereka marah-marah dan merasa terusik.<br />Ada seorang pemuka agama yang marah-marah di atas mimbar, karena di<br />belakang ada suara<br />anak-anak yang sedang bermain dan ada yang menangis. Pemuka agama ini<br />mengatakan, suara-suara itu mengganggu kekusukan dan kekidmatan<br />berdoa. Suatu kali, Yesus sedang mengajar orang-orang yang berkerumun<br />mengikuti-Nya,<br />hingga tiba-tiba Ia mendengar suara gaduh anak-anak di luar yang<br />hendak masuk ke ruangan tetapi diusir oleh para murid-Nya. Maka Yesus<br />berkata, "Kenapa kalian usir anak-anak itu, biarkanlah mereka masuk,<br />sebab anak-anak inilah yang empunya Kerajaan Surga. Kalau kalian tak<br />mau menjadi seperti anak kecil ini, kalian akan kehilangan surga."<br />Jika Tuhan hanya kita temukan<br />di tempat yang tenang dan damai, ber-AC dan bersih, dan tidak bisa<br />kita temukan di tempat yang berisik dan kumuh, maka kita telah<br />menemukan Tuhan yang salah.<br /><br />Si Pandai Besi, adalah teladan kita, bahwa dalam pekerjaannya dia<br />sedang melakukan hubungan yang intim dengan Tuhan, sampai-sampai,<br />suara-suara di luar sana menjadi tiada. Keintiman dan keheningan kita<br />bersama Tuhan, mengalahkan keramaian dan kegaduhan yang ditimbulkan<br />oleh dunia ini.<br />Suara-suara di luar sana, tak ubahnya suara televisi atau radio, bisa<br />kita atur volumenya, besar atau kecil, atau kita matikan sama-sekali.<br />Si Pandai Besi adalah teladan kita, bahwa ibadah dan perilaku, adalah<br />satu.<br /><br />Sesungguhnya, kita tak pernah benar-benar percaya, bahwa Tuhan itu<br />ada. Para filsuf menyebutnya, ateisme praktis, ketidakpercayaan pada<br />Tuhan dalam tindakan, meskipun selalu memuji dan mengakui-Nya. Vijay<br />Eswaran, seorang<br />pejiarah batin, menulis begini, "Jika Anda menerima Tuhan, Anda harus<br />memahami bahwa Dia ada dalam semua yang kita lakukan. Dalam semua<br />relasi. Dalam semua tantangan. Dalam semua rintangan. Kerja sebagai<br />ibadah jika dilakukan bersama-Nya di pikiran kita. Jika tanpa<br />menyertakan Dia, pekerjaan<br />itu akan menjadi pengakuan dosa." Tuhan itu bukan soal dimana Dia<br />berada sehingga kita membangun sebuah rumah untuk berdoa atau sebuah<br />tempat yang kita sebut tanah suci. Bukan soal kapan waktu yang tepat<br />untuk bertemu dengan-Nya, sehingga kita menetapkan hari dan waktu<br />tertentu untuk berdoa.<br />Seorang sufi menulis, "Mereka yang jauh dari Ka'abah berdoa dengan<br />menghadap Ka'abah. Tetapi mereka yang berada di dalam Ka'abah, berdoa<br />menghadap kemanapun yang mereka inginkan." Semua tempat suci dan semua<br />waktu bernilai<br />di mata Tuhan. Jika tidak, kenapa Dia menciptakan- Nya. Tuhan juga<br />bukan soal teologi seperti apa dan filsafat aliran mana, sehingga<br />konstruksi di luar skenario pikir itu sesat dan bidah. Tuhan itu<br />adalah soal apa yang kita yakini ketika kita bertindak. Tindakan yang<br />kita lakukan dengan kesungguhan hati, telah menjadi doa. Maka, hidup<br />ini adalah sebuah kitab suci tertua dan terbuka yang ditulis oleh<br />Tuhan sendiri, alam ini adalah ruang ibadah kita<br />tanpa dinding dan tanpa atap, sesama kita adalah wujud wajah-wajah<br />Tuhan yang menyamar yang perlu kita layani dengan setulus hati dan<br />tindakan kita adalah ritual suci di hadapan altar agung Yang Illahi.<br />Suatu kali, seorang sahabat mengirim sebuah puisi yang ditulis W.S.<br />Rendra (Almarhum) kepada saya. Puisi ini, katanya ditulis ketika<br />beliau sedang terbaring sakit di ranjangnya sebelum meninggal. Saya<br />mengutipnya di sini untuk bekal perjalanan kita ke dunia hati.<br /><br />Seringkali aku berkata, ketika semua orang memuji milikku<br /><br />Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan<br /><br />Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya<br /><br />Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya<br /><br />Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya<br /><br />Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya<br /><br />Tetapi mengapa aku tak pernah bertanya:<br /><br />Mengapa Dia menitipkan padaku?<br /><br />Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?<br /><br />Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu?<br /><br />Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?<br /><br />Mengapa hatiku justru terasa berat,<br /><br />Ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?<br /><br />Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,<br /><br />Kusebut itu sebagai ujian,<br /><br />Kusebut itu sebagai petaka,<br /><br />Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.<br /><br />Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku<br /><br />Aku ingin lebih banyak harta,<br /><br />Ingin lebih banyak mobil,<br /><br />Lebih banyak popularitas,<br /><br />Dan kutolak sakit,<br /><br />Kutolak kemiskinan,<br /><br />Seolah semua "derita" adalah hukum bagiku<br /><br />Seolah keadilan dan kasih-Nya<br /><br />Harus berjalan seperti matematika:<br /><br />Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,<br /><br />Dan nikmat dunia kerap menghampiriku.<br /><br />Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih<br /><br />Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku"<br /><br />Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku<br /><br />Gusti,<br /><br />Padahal tiap hari kuucapkan,<br /><br />Hidup dan matiku hanya untuk beribadah.<br /><br />"Ketika langit dan bumi bersatu,<br /><br />Bencana dan keberuntungan sama saja".....<br /><br />Semua manusia akan mati, tetapi hanya orang-orang tertentu yang tetap<br />kita kenang. Apa yang kita kenang dari mereka? Kita mengenang apa yang<br />telah mereka lakukan untuk peradaban dan kemanusiaan, untuk kehidupan<br />yang lebih<br />baik di dunia ini. Kita tidak sekedar mengenang apa yang mereka<br />katakan, tetapi mengenang tindakan yang terekam dalam kata-kata<br />mereka. Kita memang<br />mempercayai orang dengan kata-katanya, tetapi kita menghargai mereka<br />dengan perilakunya. Maka jika Anda ingin meninggalkan jejak kenangan<br />dalam hidup ini, hiduplah seperti hujan yang turun ke bumi, setelah<br />selesai, dia akan meninggalkan bau harum dari tanah yang dibasahinya.<br />Tinggalkan perbuatan yang baik, perilaku yang bermartabat, dan<br />tindakan yang membawa kemuliaan.<br /><br />Jangan menunggu, waktu tidak akan pernah "benar-benar tepat".<br /><br />Mulailah dari tempat Anda berdiri sekarang,<br /><br />dan bekerjalah dengan menggunakan alat apapun yang Anda miliki,<br /><br />dan alat-alat yang lebih baik akan ditemukan<br /><br />saat Anda melakukan pekerjaan Anda<br /><br />(Napoleon Hill)<br /><br />--<br />"Only two things are infinite: The universe and human stupidity. And I<br />am not so sure about the former." Einstein.<br />(Please delete it from your files if you are not interested. Thank you<br />for your kind compliance).ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-37270435514607181902010-08-18T19:19:00.000-07:002010-08-18T19:20:29.944-07:00*Berpikir Yang Baik Tentang Sesama*Suatu hari seorang bapak kehilangan uang sebesar lima ratus ribu<br />rupiah. Ia sudah mencari ke mana-mana, namun tidak ia temukan. Ia sudah<br />berusaha mengingat-ingat apakah uangnya itu tertinggal di kantor atau jatuh<br />di jalan. Namun ia tidak ingat apa-apa. Yang pasti adalah ia memasukkan<br />uangnya itu ke saku celananya, bukan di dompetnya. Karena itu, ia menaruh<br />curiga terhadap pembantu rumah tangga yang pagi harinya mencuci celananya.<br /><br /> Namun ia tidak mau cepat-cepat menuduh. Sepulang dari kantor, ia<br />bertanya kepada istrinya tentang uang lima ratus ribu rupiah yang hilang<br />itu. Sang istri juga tidak tahu. Ia hanya memindahkan celana suaminya yang<br />kotor itu lalu meletakkan di kamar mandi. Setelah itu, pembantu yang mencuci<br />celana dan pakaian-pakaian yang lain. Bapak itu semakin bingung mendengar<br />penjelasan istrinya. Ia semakin kuatir, karena uang itu bukan miliknya. Uang<br />itu milik bersama teman-teman di kantornya.<br /><br /> Akhirnya, ia memberanikan diri bertanya kepada sang pembantu.<br />Sambil tersenyum, pembantu itu berkata, “Pak, saya simpan uang bapak. Bapak<br />tidak usah cemas. Uang bapak selamat.”<br /><br /> Bapak itu memandang penuh senyum dan terima kasih kepada pembantu<br />itu. Ia memeluknya. Ia meminta maaf kepadanya, karena sudah berprasangka<br />buruk terhadapnya.<br /><br /> Sering orang mudah berprasangka buruk terhadap sesamanya.<br />Kesalahan yang dibuatnya sendiri dituduhkan kepada orang lain. Kecerobohan<br />diri sendiri dilimpahkan kepada orang lain. Orang mau melempar kesalahan<br />dirinya kepada orang lain.<br /><br /> Kisah tadi mengajak kita untuk hati-hati dalam menuduh orang lain.<br />Belum tentu orang yang kita tuduh itu seburuk yang ada dalam pikiran kita.<br />Ternyata orang yang dituduh melakukan hal yang buruk itu orang yang baik.<br />Orang yang peduli terhadap sesamanya. Orang yang mau menyelamatkan<br />sesamanya.<br /><br /> Ketika Anda berhadapan dengan suatu persoalan, Anda mesti<br />tanggalkan prasangka-prasangka. Prasangka itu seperti sepatu yang enak<br />dipakai, tetapi tidak bisa dipakai untuk berjalan. Mengapa ada<br />prasangka-prasangka? Karena orang tidak menguasai persoalan yang ada. Orang<br />masih meraba-raba tentang suatu persoalan. Orang mesti berusaha menguasai<br />sungguh-sungguh suatu persoalan.<br /><br /> Orang akan memiliki pandangan yang lebih jernih dan enak, kalau ia<br />mampu melepaskan diri dari prasangka-prasangka. Persoalan hidup pun akan<br />mudah diatasi. Untuk itu, orang mesti membersihkan dirinya dari pikiran yang<br />buruk tentang orang lain. Orang mesti memiliki suatu pikiran positif tentang<br />orang lain.<br /><br /> Sebagai orang beriman, kita diajak untuk menemukan hal-hal yang<br />baik dalam diri sesama kita. Dengan cara ini, kita akan melihat sesama<br />dengan mata yang jernih dan baik. Kita akan membangun suatu relasi yang<br />lebih baik dengan sesama kita. Hidup kita akan bahagia dan damai. Tuhan<br />memberkati. **<br /><br /><br /><br />Frans de Sales, SCJALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-9611684762034575622010-06-17T19:02:00.000-07:002010-06-17T19:03:01.253-07:00Ketika......Ketika kerjamu tidak di hargai, maka saat itu engkau sedang belajar<br />> tentang<br />> KETULUSAN.<br />><br />> Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu engkau sedang belajar<br />> KEIKHLASAN.<br />><br />> Ketika hatimu terluka sangat dalam, saat itu engkau sedang belajar tentang<br />> MEMAAFKAN.<br />><br />> Ketika engkau harus lelah, kecewa maka saat itu engkau sedang belajar<br />> tentang KESUNGGUHAN.<br />><br />> Ketika engkau merasa sepi & sendiri, maka saat itu kau sedang belajar<br />> tentang KETANGGUHAN.<br />><br />> Ketika engkau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu engkau<br />> tanggung, maka saat itu engkau sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.<br />><br />> Tuhan menempatkan kita di tempat kita sekarang bukan KEBETULAN.<br />><br />> Kita tidak pernah berjalan sendiri.<br />><br />> Tuhan memberi jalan kehidupan.<br />><br />> Tetap Semangat.<br />><br />> Ciayyoo...ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-11911219109102452782010-06-17T18:24:00.000-07:002010-06-17T18:25:13.425-07:00NIKMATILAH KOPINYA> Tak jarang kita menggerutu dan menyesali keadaan. Begitu banyak segi<br />> kehidupan yang membuat kita merasa tidak puas dan akhirya melupakan<br />> pemberian Tuhan yang sangat berharga, yaitu kehidupan itu sendiri.<br />> Cerita berikut ini memberikan pelajaran penting agar kita tidak terlalu<br />> mempersoalkan mengenai cara Tuhan "mengemas" kehidupan masing-masing<br />> orang.<br />> Suatu hari beberapa alumni University California Berkeley yang sudah<br />> bekerja dan mapan dalam karier, mendatangi profesor kampus mereka yang<br />> kini sudah lanjut usia. Mereka membicarakan banyak hal menyangkut<br />> pekerjaan dan akhirnya masing-masing mengungkapkan keluhan serta protes<br />> terhadap pekerjaan maupun kehidupan mereka.<br />> Sang profesor lalu ke dapur dan kembali dengan membawa seteko kopi<br />> panas. Disebuah nampan ia membawa bermacam-macam cangkir. Ada yang<br />> terbuat dari kaca, kristal, melamin, beling, dan plastik. Beberapa<br />> cangkir nampak indah dan mahal, tetapi ada juga yang bentuknya<br />> biasa-biasa saja dan terbuat dari bahan yang murah. "Silahkan<br />> masing-masing mengambil cangkir dan menuang kopinya sendiri," sang<br />> profesor mempersilahkan tamu-tamunya. Setelah masing-masing sudah<br />> memegang cangkir berisi kopi, profesor itu berkata, "Perhatikanlah bahwa<br />> kalian semua memilih cangkir-cangkir yang bagus dan yang tertinggal kini<br />> hanya cangkir murah dan tidak begitu menarik. Memilih yang terbaik<br />> adalah hal yang normal. Tetapi sebenarnya justru disinilah persoalannya.<br />> Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian<br />> menjadi terganggu. Kalian mulai melihat cangkir yang dipegang orang lain<br />> dan membandingkannya dengan cangkir yang kalian pegang. Pikiran kalian<br />> terfokus kepada cangkir, padahal yang kalian ingin nikmati bukanlah<br />> cangkirnya, melainkan kopinya."<br />> Sesungguhnya kopi itu adalah kehidupan kita, sedangkan cangkirnya adalah<br />> pekerjaan, jabatan, uang dan posisi yang kita miliki. Jangan pernah<br />> membiarkan cangkir yang hanya merupakan wadah dari kopi tersebut<br />> mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Pekerjaan, jabatan dan status kita<br />> didalam pekerjaan atau di masyarakat hanya merupakan "wadah" yang<br />> seharusnya tidak mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Orang boleh saja<br />> menaruh kopi didalam cangkir kristal yang mahal dan indah, tetapi belum<br />> tentu mereka dapat menikmati indahnya karunia kehidupan yang diberikan<br />> Tuhan.<br />> Mari kita belajar menghargai dan mensyukuri hidup ini bagaimanapun cara<br />> Tuhan "mengemas'nya untuk masing-masing kita. Yang penting bagaimana<br />> kita menyikapi anugerah kehidupan dan mengisinya dengan hal-hal yang<br />> benar dan positif.<br />><br />> DOA<br />> Tuhan, ajarku bersyukur atas pekerjaan, jabatan dan apapun yang kumiliki<br />> dalam hidupku. Aku mau selalu memuliakanMu. Amin.<br />><br />> Kata-kata Bijak<br />> Kebahagiaan hidup terutama ditentukan oleh faktor dari dalam diri kita,<br />> dan bukan dari luar diri kitaALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-73496399718375802512010-06-05T16:25:00.001-07:002010-06-05T16:25:36.068-07:00JAHE DAN EKARISTISaya yakin teman-teman pasti tidak asing dengan tanaman seperti jahe, kunir, temulawak, dsb. Tanaman obat itu berkembang biak secara menjalar dengan munculnya tunas kecil (atau stem) yang akan membesar, lulu siap akan memunculkan tunas yang baru dan seterusnya. Kalaupun dipisahkan dari induknya, jahe yang baru akan bertahan hidup. Setiap kali dipotong dan ditanam lagi, akan tumbuh tunas lagi dan seterusnya. Meskipun tanaman seperti jahe itu berkembang semakin banyak,namun induk jahe tidak pernah lalu “menonjolkan diri”, akan tetapi jahe yang sudah menua pun tetap akan tumbuh di bawah tanah. Akan tetapi kalau jahe itu ditanam di tanah dengan kedalaman humus sekitar 1-3meter, jahe itu akan tumbuh memanjang ke bawah . Bukankah tanaman jahe itu bisa menjadi lambang orang yang mampu membuat kaderisasi, namun dia tidak pernah berusaha untuk menonjolkan diri? Jahe tidak pernah punya kesempatan untuk berkata, “Akulah yang paling hebat! karena tunas-tunas jahe berikutnya dapat berdiri sendiri.” Jahe itu menunjukkan simbolisasi orang yang diutus untuk mengakader kaum muda, tidak merasa lebih tinggi, tapi justru tetap berada tersembunyi, seperti jahe tumbuh di bawah tanah.<br /><br /><br /><br /><br />Bukankah juga para murid sebenarnya diutus oleh Yesus dengan diberi kuasa untuk menyembuhkan dan memberitakan Kerajaan Allah, namun juga sekaligus, dipanggil untuk membuat kaderisasi dengan “mewariskan” hidup berimannya. Apa yang terjadi? Para murid belum menangkap tugas itu, sehingga Yesuslah yang turun untuk mengajarkan para murid bagaimana mereka “tergantung pada kasih Allah”, juga kalau ternyata bekal mereka tidak mencukupi, hanya 5 roti dan 2 ikan!<br /><br /><br />LIma roti dan dua ikan<br /><br />Setelah para murid diberi kuasa untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit, para murid ditantang Yesus “Kamu harus memberi mereka makan!” untuk lima ribu orang laki laki, padahal belum termasuk kaum perempuan dan anak anak! Namun, jawab para rasul, “Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.” Kalau diungkapkan secara terang-terangan, para rasul mau mengatakan begini, “Mana mungkin lima roti dan dua ikan itu cukup untuk 5000 orang lebih? Nggak masuk akal, kalau kami diminta membaginya! Pasti ada yang tidak mendapatkan, bahkan kalau 5 roti dan 2 ikan itu sudah dipotong-potong sampai kecil sekalipun! Yesus, yang bener saja, Engkau memerintah kami tapi tidak melihat “jumlah bekal yang kami miliki!”.<br /><br />Yesus tidak menjawab persoalan para murid tentang “kurangnya 5 roti dan 2 ikan”. Akan tetapi Yesus langsung menyuruh para murid untuk membentuk setiap 50 orang satu kelompok. Setelah itu Yesus mengajak para murid dan orang banyak untuk berdoa. ” Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak”. Itulah kata kata ekaristi yang selalu kita dengarkan, “diambil, diberkati, dipecah-pecahkan, dan diberikan”.<br /><br />Keempat kata itu menyimpulkan saat saat penting dan istimewa dari “perjalanan hidup manusia sebagai orang yang dikasihi Allah”. Karena itu Yesus mengajak para murid untuk mengenangkan, sebagai pribadi yang DIAMBIL oleh Allah. Diambil itu berarti dipilih dan diistimewakan. Kita diciptakan bukan karena pilihan manusia tapi pilihan Allah. Karena itu kita pun dicintai Allah secara istimewa.<br /><br />Pengalaman “DIBERKATI” itu tidak lain adalah pengalaman sebagai manusia yang dipersembahkan oleh Yesus kepada Bapa. Diberkati bukanlah sekedar “tanda salib yang dibuat oleh para imam”, akan tetapi diberkati itu berarti sebuah pengakuan Allah, “Engkau sungguh istimewa dalam hidup-Ku karena Engkau anak-Ku, dan bukan anak dunia! Karena itu engkau bukan kesayangan dunia ini melainkan kesayangan Allah.<br /><br />Pengalaman “DIPECAHKAN” itu merangkum bahwa hidup yang penuh kasih itu selalu menuntut kesediaan terluka. “Terluka tidak lagi menjadi situasi yang tak terhindarkan tetapi mesti menjadi sikap dasar” untuk mewujudkan kasih Allah kepada sesama. Kita bukanlah sebuah “gelas cantik” yang harus dirawat dan tidak boleh disentuh orang lain.Akan tetapi kita dipanggil untuk belajar mengalami “kematian” seperti biji. Biji jagung, biji padi, biji gandum, hanya akan tumbuh menjadi tunas baru dan kemudian berkembang menjadi tanaman yang berbuah, justru karena biji biji itu “mati” di tanah yang subur. “Mati seperti biji” itulah “keterpecahan yang paling pokok”, yakni belajar kehilangan apapun yang dianggap istimewa dan yang dianggap menjadi “identitasku”.<br /><br />Belajar “mati” itu sungguh berat karena kita terbiasa untuk mengatakan “rasanya barulah kita menjadi ORANG kalau kita bisa hidup nikmat, fasilitas hidup serba ada, dikatakan hebat dan saleh, memiliki kekayaan dan kesempatan untuk berkuasa. Sementara Yesus mengajak kita untuk menjadi ORANG yang berani “MENYANGKAL DIRI” atau “MENGOSONGKAN DIRI”: berani kehilangan ambisi hidup serba instant, hilang kesempatan di dipuji dan diistimewakan, dan hilang kesempatan untuk kaya dan mengontrol orang lain”.<br /><br />Akhirnya orang yang sudah belajar mati, pastilah akan terbuka untuk membagi hidupnya bagi orang lain, karena dia tidak lagi sibuk untuk “mengurus dirinya sendiri”: tida lagi cari hidup serba enak sendiri, cari popularitas sendiri, dan mau menangnya sendiri. Maka dengan MEMBERIKAN roti dan ikan kepada orang banyak, para murid sebenarnya diubah “mind-set”nya ..tidak hanya mereka membagikan roti dan dua ikan itu, tapi diajak untuk “belajar mati”: tergantung pada kekuasaan kasih ALlah daripada manusia.<br /><br />Dengan tindakan itu, rasanya orang banyak yang berkumpul dalam kelompok itu TIDAK TAHAN untuk tidak mengeluarkan bekalnya masing-masing! Sulit dipikirkan bahwa orang banyak itu tidak membawa bekal, pastilah di antara mereka ada yang punya bekal, namun juga tidak. Ada situasi “tidak terjadi pemerataan”, sehingga orang yang membawa bekal hanya berpikir untuk diri sendiri, “Bagaimana saya dapat membagi bekal ini untuk orang lain, padahal untuk saya sendiri saja masih belum cukup!”<br /><br />Tindakan Yesus yang mengambil, mengucap berkat, memecah mecahkan dan meminta para murid untuk membagikan roti dan ikan itu akhirnya “menggerakkan” perubahan sikap orang yang membawa bekal, untuk berbagi juga. Karena itu, mukjijat penggandaan roti itu terjadi sampai 12 bakul sisanya, karena orang banyak yang membawa bekal pun, tentulah tergerak untuk “membuka bekalnya, dan meyakini akan kasih setia Allah, sehingga mereka yakin, dengan berbagi mereka tidak akan kehilangan apapun, tapi justru mereka akan menemukan “jati dirinya’ sebagai pengikut Yesus.<br /><br /><br /><br /><br />Demikianlah setiap kali Ekaristi, kita dipersatukan dengan Tubuh dan Darah-Nya, karena itu kita juga dipanggil untuk hidup seperti Kristus hidup, bukan lagi seperti “diriku yang hidup!” Maka saat kita menyambut Tubuh dan Darah-Nya terjadilah “PERTUKARAN” secara nyata, hati kita yang rapuh dan lemah diganti dengan hati Yesus. Itulah artinya “bersatu dengan Tubuh dan Darah-Nya”. Bersatu bukan berarti lebur seperti bubur, tetapi artinya “terjadi pertukaran” (interchange). <br /><br /><br /><br /><br /><br />Soalnya adalah, apakah kita menyadari PERTUKARAN itu, sehingga kita pun tertantang terus menerus untuk menampilkan gaya hidup Kristus di tengah dunia: rendah hati seperti tanaman jahe tadi, menjadi orang tua yang mendidik anak anaknya sampai mandiri, namun juga tidak merasa dirinya yang paling “hebat” dibanding anaknya; menjadi kaum religius dan rohaniwan yang mampu menumbuhkan motivasi, namun juga tidak terjebak dalam kepuasan diri, untuk dikatakan orang yang luar biasa.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Semoga Roh Allah mengubah hati kita agar terbentuklah komunitas basis yang ekaristis: memiliki semangat kerendahan hati untuk saling berbagi.<br /><br />Selamat merayakan Tubuh dan Darah Kristus<br />B Slamet Lasmunadi PrALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-34974195534301161092010-05-28T17:42:00.000-07:002010-05-28T18:07:50.304-07:00Kesan Pribadi terhadap Rm Harjono Pr<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfRZN6NNybNEiIgZk7_9vTqkilmgmYaB3qkA1lqClv6zPHNHx6YlrMGAy0cJKrU_OMY18DW6JrhldkCT4PBynEhP1EE0N-DE4ltaPoXpeUhfY3wK0cedF1I3kP2z83Xl77Y7MtDKbCXuk/s1600/i+am+hardjono.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 205px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfRZN6NNybNEiIgZk7_9vTqkilmgmYaB3qkA1lqClv6zPHNHx6YlrMGAy0cJKrU_OMY18DW6JrhldkCT4PBynEhP1EE0N-DE4ltaPoXpeUhfY3wK0cedF1I3kP2z83Xl77Y7MtDKbCXuk/s400/i+am+hardjono.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5476488992465310594" /></a><br />Rm Parno dan teman-teman..... saya mau sharing pengalaman di saat-sat terakhir kepergian Rm. Hardjono...<br /> <br />Saya bersyukur bahwa saya tinggal di Depok, karena dengan itu saya bisa beberapa kali bertemu kembali dengan Romo Hardjono yang lama berkarya di paroki St. Thomas Kelapa II. Beberapa kali saya mengunjunginya dan ngobrol walaupun tidak lama karena pulang dari Misa. Waktu beliau berkarya di Paroki Kota Wisata, kebetulan itu adalah jalur saya ke kantor setiap hari. Saya ketemu beliau 6 bulan yang lalu. Kebetulan 2 tahun terakhir ini, saya meminta beliau sebagai Pembimbing Spiritual saya, jadi saya beberapa bulan sekali ketemu, curhat, ngobrol, dan juga terima sakramen pengakuan dosa. Jadi, saya bersyukur bahwa figur kebapakan dan senyumnya yang teduh saya temukan kembali setelah 'resign' dari SM. Sebetulnya 2 minggu terakhir, saya bermaksud datang berkunjung ke Gereja Kota Wisata, namun saya kaget sekali ketika mendengar beliau masuk ICU di RS Meilia sejak Sabtu 22 Mei 2010. Saya baru bisa menjenguk pada Senin Malam, pukul 21.30 sehabis pulang kantor (setelah ikut olahraga di kantor). Karena sudah malam, Suster tidak mengijinkan saya masuk, padahal saya ingin sekali berdoa di sisi tempat tidur beliau dirawat. Saya hanya bisa berdoa dari jauh untuk kesembuhan beliau, Saya hanya bisa melihat sosok yang ditutupi selimut dan ada selang yang tampak menyembul. Akhirnya saya pulang, dan di bawah ketemu dengan Romo Anton, Pr. dan Tocen, OFM yang juga baru bisa jenguk malam itu......<br /> <br />Paginya, saya ke kantor dan ketika baru masuk Tol, ada SMS yang mengabarkan bahwa Romo Hardjono telah dipanggil Tuhan. Saya kaget sekali, dan sempat berpikir saat itu, mungkin beliau ingin dikunjungi 'anak bimbingannya' dulu yang terakhir sebelum kepergiannya untuk selama-lamanya. Saya langsung pulang balik, dan menghadiri Misa Tirakatan pada pukul 11.00 dan saya ajak Bapak mertua saya..... Ketika saya berbaris, air mata saya tidak henti-hentinya mengalir. Ketika saya sampai di peti di depan Altar, saya menangis agak keras, memegang tangannya, sambil mengucapkan :"Selamat jalan Romo, terima kasih untuk Nasihat dan Bimbinganmu selama ini........<br /> <br />Setelah itu, saya tidak bisa mengikuti Misa Requiem baik yang di Kota Wisata maupun di Katedhral Bogor karena ada tugas kantor yang tak bisa kutinggalkan. Sebetulnya saya saya sangat ingin hadir di Misa terakhirnya..... Tapi nggak apa-apa, suatu saat saya akan mengunjuni pesareannya di Kalimulia.....<br /> <br />SELAMAT JALAN ROMO HARDJONO..... SEMANGAT, SENYUM, DAN SEMUA NASIHAT SERTA BIMBINGANMU TIDAK AKAN AKU LUPAKAN BUATKU DAN KELUARGAKU.... SEMOGA ENGKAU BERBAGAHAGIA DI SANA BERSAMA BAPA DI SURGA..... Amin<br /> <br />Salam,<br />Albertus Edy Subandono<br /><br /><br />Kepribadian bagiku adalah mozaik dari setiap pribadi yang kita temui sebelumnya. Bersyukur bahwa Rm. Harjono menjadi salah satu serpihan penting dalam mozaik kepribadian para ex seminaris seperti saya. Sebagai seorang imam saya tak lupa bagaimana spirit pastoral, charming character, gentleness, dan pikiran praktis Rm. Hardjono; semua itu telah menjadi warna penting yang senantiasa saya perhatikan. <br />Makasih Rm. Hardjono. Empat tahun boleh bersama Romo adalah sebuah kesempatan penuh berkah. Sayang, semenjak meninggalkan Sella Maris tahun 1989 lalu aku gak pernah punya kesempatan bertemu lagi. Tahun 1990 aku ikut reuni, tapi aku gak yakin kalau ketemu beliau.<br />Semoga Romo menikmati damai abadi seperti yang Romo wartakan.<br /><br />ignatius suparno<br />philadelphia<br /><br /><br />Selamat jalan, romo Joseph Hardjono,Pr. Selamat jalan pamong panggilanku. Senyummu tetap kukenang sepanjang masa. Semoga Romo berbahagia bersama Bapa di Surga. Amin.<br /><br />Salam dari mantan muridmu,<br />Petrus Beko Mumpuni<br /><br />Saya memang tidak mengenal alm. Rm Hardjono, bertemu pun bahkan tidak pernah, tapi saya coba memahami dari sisi orang2 yang pernah mengenal Rm Hardjono,<br />Buat mereka yang pernah terkesan akan kebaikan, ajaran, didikan dari alm. Rm Hardjono, maka desain kaos ini saya coba buat atas insipirasi tersebut, sebagai bentuk apresiasi kepada almarhum. Terlebih beliau juga Ex SM<br />Photo diambil saat beliau memimpin misa di paroki kelapa 2 depok.<br />Rgds,<br />William A.<br /><br />Rm. Harjono Selamat jalan. Semoga Allah yg Maha Pengampun, MAU mengampuni segala dosa Romo.... dan pintu surga di buka kan untuk Romo.<br />Sebagai perfek belaiau sgt baik..... sebagai Pastor beliau juga baik.... kalau teman2 di ajarkan untk menjadi pastor yang baik spt beliau tetapi buat saya beliau lah yg mengajarkan sy untuk menjadi Pembisnis. Woow Luar biasa!<br />Frans<br /><br />Lewat milis ini saya mengucapkan selamat jalan romo Joseph Hardjono,Pr yang telah dipanggil menghadap Bapa di surga tadi pagi wib; Saya menerima kabar mendadak harus dibawa ke rmh sakit dari umat yg menjadi juri lomba merangkai bungan di paroki asuhannya, dan td malam waktu pukul 12 wkt belanda ada umat yang juga memberi kabar meninggalnya.<br /> <br />Ingatan saya ketika bulan Okt'09 ketika itu berjumpa beliau di Paris (beliau membawa rombongan ziarah ke Lourdes dan Vatikan), kebetulan wkt itu saya mengunjungi saudara saya yang pindah ke Paris. . dan saudara saya sblmnya tinggal di Kota wisata Bogor, walau cuma 1 jam berjumpa dengan beliau tapi saya sangat senang dan ternyata itu perjumpaan terakhir dengan beliau! Beliaupun sangat happy bisa mengobrol, mengingat selepas dari Seminari bogor thn 1989 tidak ada perjumpaan dan kontak, tapi toh beliau masih ingat saya!<br /> <br />peran beliau di Seminari wkt beliau menjabat Perfek tidak kalah hebat dengan pater Rector Wijbrands.ofm dan pater Directur Frans Lorry,Pr. Beliau mendapat jatah kamar yang amat kecil di dekat papan mading tapi toh beliau menikmati fasilitas yang minim tsb!<br /> <br />Semoga Romo Joseph Hardjono,Pr mendoakan kita yang masih berjuang di dunia ini!<br /> <br />Theodore Agus.OCSO<br />Abdij Koningshoeven - Tilburg<br />NEDERLAND<br /><br />..turut berduka atas kepergian romo perfekt pater Harjono Pr..sejenak kita terhenyak...pribadi yang penuh perhatian dan pembimbing yg mau mendengar keluh kesah kita...mau disambati segala macam...selamat istirahat dalam damai Romo...thx untuk singgih yg mau ngabari ke surabaya. Cosmas Bonex surabaya<br /><br />Rm J Hardjono Pr ytk...selamat jalan selamat berjumpa Bapa di Surga. Trimakasih saya boleh menimba ilmu agama di stella maris dan ilmu hidup: kreatif, bersemangat, arahkan hidup ke masa depan, dll. Terimakasih atas kunjungannya ke WISMA TORSA Tegal. Doa kami mengiringi Romo. Berkah dalem.salam.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-71644527043571518072010-05-24T19:49:00.000-07:002010-05-24T19:50:05.313-07:00Who is Jan Wijbrands?Jan Wijbrands<br /> <br />Jan werd geboren op 15 april 1922 te Rotterdam als zoon van Sjoerd Wijbrands en Elisabeth Groenewegen. Hij was hun eerste kind. De ouders dreven een beurscafé op de Grote Markt. Moeder stierf al in 1929. Er brak een moeilijke tijd aan; Jan en zijn drie zusjes moesten naar een kostschool. Bij het bombardement van Rotterdam raakte het gezin huis en café kwijt en moest elders in Rotterdam een nieuw begin maken.<br />Datzelfde jaar nog trad Jan in in Bleijerheide. Hij kreeg als kloosternaam Remedius. Zijn studie verliep vlot en na zijn priesterwijding in 1947 ging hij naar Rome om kerkelijk recht te studeren. Hij promoveerde in 1950 met een proefschrift over de kerkrechtelijke positie van een religieus die tot apostolisch vicaris of apostolisch prefect benoemd wordt - in verband met zijn latere werk in de apostolische prefectuur Sukabumi (West-Java) een zeer praktisch onderwerp. Zijn rechtenstudie in Rome paste bij zijn persoon: hij dacht gemakkelijk in juridische categorieën en volgens de lijnen van Rome.<br /> <br />Op 11 februari 1951 arriveerde Jan in Indonesië. Hij begon meteen te doceren aan de theologieopleiding van de franciscanen in Cicurug, nabij Sukabumi. Ook begon hij les te geven op het kleinseminarie, op dat moment eveneens in Cicurug gevestigd. Later ontstond het bisdom Bogor, werd het kleinseminarie naar de stad Bogor verplaatst en werd de theologieopleiding van de franciscanen verplaatst naar Jakarta en Yogyakarta. Bij die ontwikkelingen werd Jan uiteindelijk rector van het bisdommelijk kleinseminarie van Bogor.<br /> <br />Dit werk was precies iets voor Jan. Jan voelde dat hij de soepelheid miste voor werk in een parochie, en doceren op het grootseminarie trok hem niet. Het werk op het seminarie was, zeker zoals Jan het aanpakte, rustig en overzichtelijk. Een aantal van Jans eigenschappen kwam hier uitstekend van pas: Jan was plichtsgetrouw, eenvoudig, bereid anderen van dienst te zijn, trouw in het bidden en in het vieren van de eucharistie.<br /> <br />Jan gaf Latijn en Duits en had de zorg voor een goed spiritueel klimaat op de school. Zijn eigen ervaringen op het kleinseminarie vroeger in Katwijk, tot en met de toneelstukken die zij toen speelden, gebruikte hij bij het organiseren van het seminarieleven. Jan hield van tradities. Zo maakte hij jaarlijks met een aantal kleinseminaristen een wandeling van Bogor naar Cipanas, 40 km met sterke hellingen. Praktische zaken lagen hem niet zo; die liet hij graag aan anderen over. Zijn sterke kant was het geven van begeleiding, in gesprekken en nog meer in brieven.<br /> <br />Onder zijn leiding heeft het kleinseminarie een zeer stabiele tijd beleefd en veel studenten afgeleverd die later priester zijn geworden of zich op een andere manier voor de Kerk zijn gaan inzetten. Ook de franciscaanse provincie van Indonesië heeft veel leden die mede door Jan gevormd zijn.<br /><br /> <br />Jan was een beminnelijke medebroeder. Hij hield van gezelligheid. Hij kon zichzelf goed relativeren en kon hartelijk meelachen als een medebroeder, in Leuven afgestudeerd, hem voorhield dat een doctor Romanus een asinus Lovaniensis was. Jan had belangstelling voor medebroeders en familieleden. Op vakantie kon hij goed met zijn neefjes en nichtjes opschieten. Je moest wel wat voorzichtig zijn met het aansnijden van onderwerpen over vernieuwing in de kerk, en je moest er begrip voor hebben dat Jan het vreselijk vond als mensen zich niet aan het recht hielden.<br /> <br />In 1990 verhuisde Jan naar het noviciaat in Depok, 30 km ten noorden van Bogor. Ook dit was een leven dat goed bij Jan paste. Hij was een stabiele factor in het huis, gaf les aan de novicen, hielp bij de parochies in de omgeving met biechthoren en met voorgaan in de eucharistie. Ook vertaalde hij documenten voor franciscanen en franciscanessen.<br /> <br />Erg gezond was Jan nooit. Hij at jarenlang al vijfmaal per dag een beetje, omdat hij het anders niet kon verdragen. In januari 2001 moest hij opgenomen worden in het ziekenhuis, eerst in Jakarta, toen in Semarang, later weer in Jakarta. De jonge medebroeders, oud-leerlingen, kwamen 's nachts bij hem waken. Op 25 maart 2001 overleed hij. De Indonesische provincie verloor een toegewijde medebroeder en won een trouwe voorspreker.<br /> <br />Jan van Beeck (Nijmegen)ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-17656029461284064162010-05-24T19:41:00.000-07:002010-05-24T19:43:07.774-07:00Daftar Pastors/Bruders Alumni Stella Maris (Rev3)Angkatan 1997<br /> <br />Diakon Habel Jadera - Pr Bogor <br />Diakon Yustinus Kesaryanto - Pr. Jakarta <br />Bruder Yohanes Baptista Rahmat Simamora OFM <br />Diakon Anton Satriya OFM, keuskupan agats<br /> <br />Angkatan 1996<br />Diakon Irwan Jerry - Pr Bogor<br />Diakon Yoh Suparto – Pr Bogor<br />Rm. Andreas Brahmantyo - Pr Bogor<br /> <br />Angkatan 1995<br />Diakon Yustinus Joned – Pr Bogor<br />Rm. Melanius Jordan OFM <br />Diakon Vincentius Prastowo SDB -Itali<br /> <br />Angkatan 1994<br />Rm. Dionisius adi Tejo - Pr Bogor<br />Rm. Untoro - Pr Tanjung Karang<br />Rm. Garbito Pamboaji – Pr Bogor<br />Diakon Pele SDB<br />Rm. Yoakim Ritan. CICM<br />Rm. Sulistya Heru Prabowo OCarm<br />Rm. Cornelius Tri Chandra - Itali<br /> <br />Angkatan 1993<br />Rm. Sirilius Natet – Pr Bogor<br />Rm. Theodora Treka - Pr Jakarta<br />Rm. Ign. Elis Handoko SCJ<br />Diakon anton satriya, ofm, tugas di keuskupan agats<br />Angkatan 1992<br />Rm. Anggras MSF - Jerman<br />Rm . Padiono OFM CONV <br /> <br />7B<br />Rm. Nikasius Jatmiko Pr Bogor- Rektor Stella Maris<br />Rm. Rudi – Pr Bandung<br />Angkatan 1991<br />Rm. Cornelius Adi OFM conf<br />Rm. Michael Endro Pr Bogor<br />Rm. Yustinus Monang Pr Bogor<br />Rm. Agustinus Utomo Wijayanto SX – Mexico<br />Rm. Stefanus Leba SMM- Flores/kalimantan<br /> <br />7B<br />Rm. Bernadus Jumiono Pr Bdg – Seminari Tinggi Fermentum<br />Bruder Cornelis Dawan---- Kalimantan<br />Rm.Getrudis Marino-----SCJ<br />Rm. Ius Nurak Lasipun-----OFM Conv<br />Rm. Robertus Untung Hatmoko----Pr Bgr<br />Rm. St Sukrisno Widodo---SMM----Ekonom – Bandung<br />Rm. Titus Budiyanto -----Pr.Pangkal Pinang<br />Bruder Rudi Irawan FIC – PA Pangudi Luhur Boro<br /> <br />Angkatan 1990 <br />7C<br />Rm. Marcelinus Wahyu Pr. Bogor – kota wisata<br />Rm. Y. Primanto CP <br />Rm. Siswido OFM Conv.<br />Fr. Anton Padmono ofm, tugas pastoral di cianjur selatan.<br /><br /><br /><br />7B<br /> Rm. Yoh Wua waleng SCJ - Piliphina<br />Rm. Ignatius Supardi Prihatin Saputra Pr Banjarmasin<br /> <br />Angkatan 1989<br />7C<br />Rm. Tri Harjono –Pr Bogor – Seminari Stella Maris<br />Rm. Stefanus Sri Haryono Putro Pr. Bogor – Tugas Tanjung Selor<br />Rm. FX. Sutanto - Pr Bogor – Paroki Rangkas Bitung<br />Rm. Siswantoko - Pr Purwokerto<br />Fr. Robertus Ery Wibowo OFM Conf<br />7B<br />Rm. Hernowo Basuki CP – Kalimantan<br />Rm. Darmanto – Pr Palembang (keluar)<br />Angkatan 1988<br />7C<br /> Rm Karyono CM – Pastor Paroki Tanjung Priok-JKT<br />Rm. Alex Nevi, SVD – Kranji Bekasi<br /> Fr. Frans Adi Sujarwo OCSO Rawaseneng Pertapaan<br /> Rm Frans Borgias, SMM Kalimantan<br /> Rm. Markus Suradi, OSC -St. Odilia Bandung<br /> Rm Thomas Ferry, OFM –Kampung Ambon -Jakarta<br /> Rm Y. Tendens Tana, Pr Tanjung Karang<br /> Rm. Yoh. Martanto, Pr Denpasar<br />Diakon Frans Widiyanto HY – Pr Bogor (keluar)<br /><br /><br />7B<br />Rm. DS. Tukiyo – Pr Bogor<br />Rm. Ant. Isnadi – Pr Sintang<br />Rm. Alparis – Pr Banjarmasin<br />Rm. Blasius Slamet Pr Purwokerto<br />Rm. Antonius Sugiyanto – Pr Palembang<br /> <br />Angkatan 1987<br />7C<br />Rm Markus Murjoko, CP -Sangau - Kalimantan<br />Rm. Dedy K., OFM - Sindanglaya ---Pendidikan, Panti Asuh<br />Rm. Priyo Kuswardono, Pr ---Palembang – Kepala yayasan St. Xaverius<br />Rm Gatot Wibowo, SMM ---Flores<br />Rm. Widyatmoko, SMM ----Kalimantan<br />Rm. Parjono, Pr ----------Purwokerto – Rektor Tahun Rohani<br />Rm. Suprobo, OFM ---------Flores<br />Rm Yulius Hirnawan, OSC –Paroki Lorentius –Sukajadi Bandung<br />Rm. Adi, OSC -----------paroki Kuningan<br />7B<br />Rm. Kris Ratu SVD – Katedral Denpasar<br />Rm. Sumadi SMM<br /> <br />Angkatan 1986<br />7C<br />Rm. Ant. Arifin Dwi Rahmanto SMM<br />Rm. Josep Dwi Watun SMM – Profinsial –Bandung<br />Becak temen u siapa lagi yg jadi pastor.....<br />Angkatan 1985<br />7C<br />Rm. Hendrikus Susilo,CM Taiwan Paroki<br />Rm. Ignasius Suparno, CM Philadelpia- Paroki<br /> Rm. Theo Agus, OCSO Belanda Pertapaan<br />Rm. Anton Pram, SCY Bengkulu - Paroki<br /> Rm. Ignasius Besembun - Pr Bogor ketua yayasan Mardi Yuana <br />Rm. Martin Sirait – Pr Bandung (keluar)<br /> <br />Angkatan 1984<br />7C<br />Rm. Yohanes Suradi – Pr Bogor<br />Rm. Hilman - Pr Bandung<br />Rm. Agung OFM - Cianjur<br /> <br /> <br /> <br /> <br />Angkatan 1983<br />Rm. T .Puryatno – Pr Purwokerto<br /> <br />Angkatan 1982<br />Rm. Andreas Sudarman - Pr Bandung<br /> <br />Angkatan 1981<br />Rm. Tri Harsono - Pr Bogor – Rektor Seminari Tinggi<br />Rm. Markus santoso - Pr Bogor - Paroki<br /> <br />Angkatan 1980<br />Rm. Thomas Saidi – Pr Bogor<br />Rm. Antonius Dwi Haryanto – Pr Bogor<br />Rm. Jimmy J. Rampengan – Pr Bogor<br /> <br />Angkatan 1979<br />Rm. Yohanes Driyanto – Pr Bogor –Hakim Gereja<br />Rm. Agung Pr Purwokerto (alm)<br />Rm. Tarsisius Siswanto MSC<br /> <br />Angkatan 1978<br />Rm. YM. Ridwan Amo – Pr Bogor<br />Rm. Agustinus Suyatno – Pr Bogor<br />Rm. Markus Lukas - Pr Bogor - Ekonom<br />Rm. Robby Wowor OFM<br /> <br />Angkatan 1977<br />Rm. Ign. Heru Wihardono – Pr Bogor<br /> <br />Angkatan 1976<br />Rm. Fabianus HS – Pr Bogor – Dekan FF Unpar<br />Rm. Simbul Gaib Pratolo – Pr Bogor<br /> <br />Angkatan 1975<br />Rm. St. Sumardiyo Adi Pranoto – Pr Bogor<br /> <br />Angkatan 1974<br />Rm. Michael Suharsono - Pr. Bogor<br />Rm. Kusharjono OSC<br />Rm. Paulus Haruno – Pr Bogor<br /> <br />Angkatan 1973<br />Rm. Benyamin Sudarto – Pr Bogor - Vikjen<br />Rm. Suyoto Pr Bogor - Keluar<br /> <br />Angkatan 1972<br /> <br />Angkatan 1971<br /> <br />Angkatan 1970<br /> <br />Angkatan 1969<br />Frans S. Mulyadi – Pr Bogor<br />Frans Rago Lorry – Pr Bogor (alm)<br /> <br />1968<br />Rm. Victor Solekase Pr Bogor (alm)<br /> <br />Angkatan 1967<br />Rm. Benedictus Sujarwo – Pr Bogor (alm)<br /> <br />Angkatan 1966<br />Rm. Felix Teguh – Pr Bogor (alm)<br /> <br />Saya tidak tahu angkatan siapa yg di bawah ini...<br />Mgr. Ign. Harsono Pr – Uskup Bogor (alm) periode Cicurug.<br />Rm. Bekatmo.OSC<br />Rm. Basir. OMI<br />Rm. Paulus Sugino . SCJ<br />Rm. Pri........ SX Pertama dr Indonesia - Hongkong<br />Rm. Hadrianus Warjito. SCJ<br />Rm. Adrianus Satu Manggo - Pr Tanjung Karang - Vikjen <br />Rm. Aloysius Gonsaga Rudiyat – OCSO<br />Rm. Yohanes Giman – OCSO<br />Rm. Puryatno – Pr Purwokerto<br />Rm. Cornelius Dwijo SCJ<br />Rm. Alfons Sebatu – Pr Bogor<br />Rm Parmanto msc, <br />Rm Yatno msc, <br />Rm Joko Pur - Pr Purwokerto<br />Rm sumanto - Pr Purwokerto<br />Rm Theodorus Rumondor MSC <br />Rm Stefanus Sumpana MSC,<br />Rm Matheus Yatnoyuwana MSC, .<br />Rm Joko...MSC. <br />Rm. Fred Tawaluyan Pr Manado<br />Rm. Antonius Yuswito SCJ <br />Rm. Hendra Sasmita alias Ho Ping Swie SCJ<br />Rm Alex Miskat SCJ,<br />Rm Antonius Sumardi SCJ - Palembang<br />Rm Martinus Suryadi Halim SCJ<br />Rm Felix Alexander Edi Purnama Susanti SCJ<br />Rm. Murdani CM – Malang<br />Rm.Eddy Kristianto OFM, <br />Rm. Subagi OFM,<br />Rm. FX Sutardjo OFM<br />Diakon Susilo Hadi, pr Banjarmasin<br />Rm. Robert Hadi – Pr Denpasar<br />Mgr. Leo Laba Lajar OFM – uskup Jayapura<br />Rm. Frans Liem – Pr Padang<br />Rm. Bambang Condro- Pr Tanjung Karang<br />Rm. Fritz dwi saptoadi -Pr Tanjung karang<br />Rm. Agustinus sunarto-Pr Tanjung karang<br />Rm. Hedi Gustino - Pr Tanjung Karang (keluar)<br />Rm. Petrus Sriwidiyanto - Pr Tanjung Karang (keluar) <br />Rm. Ponijo - Pr Tanjung KarangALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-7136867163656091092010-05-10T23:59:00.000-07:002010-05-11T00:00:13.356-07:00Roti Panggang GosongROTI GOSONG<br /><br />Ketika aku masih anak perempuan kecil,<br />Ibu suka membuat sarapan dan makan malam.<br /><br />Dan suatu malam,<br />setelah ibu sudah membuat sarapan, bekerja keras sepanjang hari, malamnya<br />menghidangkan sebuah piring berisi telur, saus dan roti panggang yang gosong<br />di depan meja ayah.<br /><br />Saya ingat, saat itu menunggu apa reaksi dari orang-orang di situ!<br /><br />Akan tetapi, yang dilakukan ayah adalah mengambil roti panggang itu,<br />tersenyum pada ibu, dan menanyakan kegiatan saya di sekolah.<br /><br />Saya tidak ingat apa yang dikatakan ayah malam itu, tetapi saya melihatnya<br />mengoleskan mentega dan selai pada roti panggang itu dan menikmati setiap<br />gigitannya!<br /><br />Ketika saya beranjak dari meja makan malam itu, saya mendengar ibu meminta<br />maaf pada ayah karena roti panggang yang gosong itu.<br /><br />Dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan:<br />"Sayang, aku suka roti panggang yang gosong."<br /><br />Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur pada ayah.<br /><br />Saya bertanya apakah ayah benar-benar menyukai roti panggang gosong.<br /><br />Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata,<br />"Debbie, ibumu sudah bekerja keras sepanjang hari ini dan dia benar-benar<br />lelah. Jadi sepotong roti panggang yang gosong tidak akan menyakiti siapa<br />pun!"<br /><br />Apa yang saya pelajari di tahun-tahun berikutnya adalah belajar untuk<br />menerima kesalahan orang lain, dan memilih untuk merayakan perbedaannya -<br />adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang<br />sehat, bertumbuh dan abadi.<br /><br />TUHAN MemberkatiALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-67333960606583216832010-05-03T00:57:00.001-07:002010-05-03T00:57:58.572-07:00ave maria<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMjwC6kaX876JbCcq59dGlBnRRAq1WGY3l-upm5xtLhnJKbNILUaiP6febYjjzt1nAf13bINfipWga4szcoWjWfiSN4OkMsaeOqYZ2PNnLyherLWKAasA-o2Zj9ZD0ExuAuu1_fdbaOks/s1600/Ibu+Maria+stella+maris.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 266px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMjwC6kaX876JbCcq59dGlBnRRAq1WGY3l-upm5xtLhnJKbNILUaiP6febYjjzt1nAf13bINfipWga4szcoWjWfiSN4OkMsaeOqYZ2PNnLyherLWKAasA-o2Zj9ZD0ExuAuu1_fdbaOks/s400/Ibu+Maria+stella+maris.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5466949850582420066" /></a>ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-42660393408356129992010-04-24T07:29:00.000-07:002010-04-24T07:30:56.549-07:00Mengenal Bogor (Artikel kompas)Kamis, 22 April 2010 | 15:25 WIB<br />KOMPAS.com -- Buitenzorg (Bogor), kota yang diunggulkan sebagai kota pelesir, setidaknya sejak awal abad 19. Kota itu selalu dibisikkan oleh warga, khususnya Belanda, kepada para pelancong yang tiba di Batavia. Di awal abad 19, di beberapa wilayah Batavia memang terlihat kumuh. Belum lagi udara panas dan, tak ketinggalan, nyamuk. Kondisi tersebut jauh berbeda dengan kondisi Buitenzorg, tetangga Batavia, yang lebih pas menjadi kota wisata. Selain Nederlandsche Plantetuin te Buitenzorg alias Kebun Raya Bogor, Paleis Buitenzorg (Istana Bogor), panorama Gunung Salak juga jadi andalan.<br /><br />Keindahan Gunung Salak dan Sungai Cisadane bahkan bisa dinikmati langsung dari kamar sebuah hotel beken bernama Hotel Bellevue. Sementara hotel mewah lainnya, Hotel Binnenhof, tak kalah top karena hotel ini menampung tamu elit Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Hotel yang dibangun pada 1856 itu kini menjadi Hotel Salak The Heritage.<br /> <br />Kisah pelancong yang mengunjungi Buitenzorg di abad 19 dipaparkan dalam Buitenzorg, Kota Terindah di Jawa: Catatan Perjalanan dari Tahun 1860-1930) yang ditulis Ahmad Baehaqie. Buku kecil itu merupakan upaya Kampung Bogor, sebuah komunitas warga pecinta Bogor yang ingin agar sejarah kota itu tak tergerus zaman.<br /> <br />“Sore hari sekitar pukul 16.30 adalah waktu terbaik melakukan perjalanan ke Buitenzorg dari Stasiun Weltevreden (kini Stasiun Gambir) yang riuh oleh calon penumpang dan pengantar. Pelancong asing kebanyakan memilih duduk di kelas utama,” demikian pelancong anonim itu membuat catatan harian yang kemudian dikutip Baehaqie. Selanjutnya, catatan itu menggambarkan pelayanan dan fasilitas kereta Batavia – Buitenzorg tersebut. <br /> <br />Perjalanan Batavia – Buitenzorg semakin mudah sejak jalur kereta api yang menghubungkan kedua kota itu resmi digunakan. Sebelumnya, alat transportasi menuju dan dari ke dua kota tersebut hanya bisa menggunakan kuda.<br /> <br />“Di luar jendela ditutupi dengan kayu tebal untuk menahan sengatan sinar matahari, lapisan kulit tebal menutupi kursi berukuran besar, dindingnya berwarna putih dan biru diselingi lukisan Mauve dan Mesdag. Mejanya sungguh nyaman, dengan rak di atas kepala dan kamar ganti berfunitur indah. Kelas dua memiliki layanan hampir mirip dengan kelas satu, namun lebih banyak penumpang. Kelas tiga berupa sebuah gerbong panjang tanpa penyekat dan berbangku tanpa sandaran, sessak ditempati oleh penduduk lokal,” begitu tulis si pelancong yang kagum dengan sistem keamanan kereta tersebut karena semua barang bawaan penumpang terjaga dengan baik.<br /> <br />Menurutnya, keadaan kamar kecil kereta tersebut lebih baik dibandingkan kereta api cepat di Inggris. Tentu saja itu semua gambaran di abad lampau.<br /> <br />Selain suasana di dalam, sang pelancong juga menggambarkan pemandangan yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan. “Melalui jendela kereta api, tampak persawahan, perkebunan tebu, pisang, dan jagung. Sekali-sekali saat kereta api sedikit berkelok, kita bisa melihat pegunungan di kejauhan. Mengagumkan,” tutur si pelancong sambil menambahkan, kereta api hanya berhenti sekali dan tiba di Buitenzorg dalam waktu satu jam 20 menit. Dan penumpang pun disambut hujan di Kota Hujan, Buitenzorg.<br /><br />Di kota ini, sang pelancong pun menjelajah kota, sejak dari pasar di dekat stasiun, hingga hotel-hotel ternama, Istana Bogor, dan pastinya Kebun Raya Bogor.<br /> <br />Untuk melihat bagaimana kondisi kereta api Jakarta – Bogor kini, sekaligus juga menyambangi lokasi dan gedung bersejarah di Kota Bogor seperti yang pernah didatangi si pelancong, Komunitas Jelajah Budaya (KJB) menggelar Jelajah Kota Toea: Batavia – Buitenzorg pada Minggu 25 April 2010. <br />“Buitenzorg itu artinya ‘tanpa kecemasan’, akhirnya kampung itu menjadi kota. Gubernur Jenderal van Imhoff jatuh cinta pada kawasan ini dan mengembangkannya menjadi area pertanian dan peristirahatan. Sampai akhirnya dibangun lembaga penelitian s’Lands Plantentuin te Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kita mau mencoba melihat kembali perjalanan Jakarta – Bogor di masa silam, naik kereta api. Kemudian mengelilingi Kota Angkot itu,” kata Kartum Setiawan, ketua KJB.<br /> <br />Rute yang akan dilewati antara lain Stasiun Bogor, Taman Topi, Katedral Bogor, Hotel Salak, sisi luar Istana Bogor, dan tentu saja Kebun Raya Bogor. “Kita bikin tiga tititk keberangkatan, ada dari Museum Bank Mandiri, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun UI. Biayanya Rp 80.000/orang. Calon peserta bisa hubungi nomor HP 0817 9940 173 atau 021 99 700 131. Bisa juga via email ke: kartum_boy@yahoo.com,” ujarnya.ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8426847846527347569.post-20121059595572864592010-04-24T06:30:00.000-07:002010-04-24T06:45:48.113-07:00Foto Angkatan 85<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9NttemuhLZtBngqrI2BhtFa45_3XFHCFpDj734qClqPbPmw8x2hOKXBAD-QHRlgiF8gO29fzWosP9FBwwDvAied8qpkIZGjaCSD-emfwaq8gXLg-uStn3tZi5nBDG8I6-sxgNR6hyh_c/s1600/Copy+of+stmaris10.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 239px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9NttemuhLZtBngqrI2BhtFa45_3XFHCFpDj734qClqPbPmw8x2hOKXBAD-QHRlgiF8gO29fzWosP9FBwwDvAied8qpkIZGjaCSD-emfwaq8gXLg-uStn3tZi5nBDG8I6-sxgNR6hyh_c/s320/Copy+of+stmaris10.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463699790579949810" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIChyphenhyphenJ7NMroxzVN1Bl6uVp3Uji787O55qgYFWtytnz2JmWu_ty24wj-_V4dgctE4DakYArwhGASLzWU-EEIu0TekcFUNrmz5bZ_nX1jSaBAEtnpu5J11PAuhymT7d2UMMVsXmCeUhy9aI/s1600/Copy+of+stmaris9.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 231px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIChyphenhyphenJ7NMroxzVN1Bl6uVp3Uji787O55qgYFWtytnz2JmWu_ty24wj-_V4dgctE4DakYArwhGASLzWU-EEIu0TekcFUNrmz5bZ_nX1jSaBAEtnpu5J11PAuhymT7d2UMMVsXmCeUhy9aI/s320/Copy+of+stmaris9.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463699495925907666" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeMkfey2GHzOGI5OrCOo5dwsJVL4dGsfnpzlwDSYfICSasAkw7G8FTIPx5BolbN2g17p9jdZR0ZVBCQ4OBWYCXf0yywD_gQTK6Wq28zHN7WzgenmrdV4sP1325gRTW4-vgJ4dI-6IGqZs/s1600/Copy+of+stmaris8.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 226px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeMkfey2GHzOGI5OrCOo5dwsJVL4dGsfnpzlwDSYfICSasAkw7G8FTIPx5BolbN2g17p9jdZR0ZVBCQ4OBWYCXf0yywD_gQTK6Wq28zHN7WzgenmrdV4sP1325gRTW4-vgJ4dI-6IGqZs/s320/Copy+of+stmaris8.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463699216976753250" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQjUkncnkqFyzdmQYOgri42lTKTTadSB-MsYZ2cW1mAc81RjX9DqfaYBmmve3q-1Jy_tRqXXxG83NVdWQUYBuqCTnW3lztWsWMWaAK2A03dKwQsvKRNGMJ2GrrlUslEv-QuxlWGeSmS-A/s1600/Copy+of+stmaris7.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 211px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQjUkncnkqFyzdmQYOgri42lTKTTadSB-MsYZ2cW1mAc81RjX9DqfaYBmmve3q-1Jy_tRqXXxG83NVdWQUYBuqCTnW3lztWsWMWaAK2A03dKwQsvKRNGMJ2GrrlUslEv-QuxlWGeSmS-A/s320/Copy+of+stmaris7.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463698984134262354" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoaqzzxYnWXwYaXZfPcuPCt_OOvz2W7vIWPFhv1qXh3YT5MS0hm1yJ8RqGXFrjWMZ8mTll4IF0re6RhYHn-dt95XKU3CrucQ1L1FV6FWA_nowpyHFTJ8BJo6JPYlvxRzdydSxSHGE6oEc/s1600/Copy+of+stmaris6.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 255px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoaqzzxYnWXwYaXZfPcuPCt_OOvz2W7vIWPFhv1qXh3YT5MS0hm1yJ8RqGXFrjWMZ8mTll4IF0re6RhYHn-dt95XKU3CrucQ1L1FV6FWA_nowpyHFTJ8BJo6JPYlvxRzdydSxSHGE6oEc/s320/Copy+of+stmaris6.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463698669636064610" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfOQRERl-1j1IgyLi-8g5-lWMblGH9D87K2btORh8yKfR0NKXMk1IZCR2BQK0-d_AbO__Q55ie62cRrLiVyZYs-VvF9D_9mQtpOspMyjul2YC3fd4yR5_tgpEbCLVCNOh6oit5yyc1d-M/s1600/Copy+of+stmaris5.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 262px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfOQRERl-1j1IgyLi-8g5-lWMblGH9D87K2btORh8yKfR0NKXMk1IZCR2BQK0-d_AbO__Q55ie62cRrLiVyZYs-VvF9D_9mQtpOspMyjul2YC3fd4yR5_tgpEbCLVCNOh6oit5yyc1d-M/s320/Copy+of+stmaris5.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463698408879936546" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1q0wCOiX7LITLJgUYF-LsMD-nghfaqVCHdVbDYFW3qyc3-SpmBhyERijcSgXPtxj8sK9DD4H2kgp5Syg500olTJdTrNhoapQTJv2YMvqQaW9XsQbDhakplOwzVbtEXG45u1uWhaq8-0/s1600/Copy+of+stmaris4.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 154px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1q0wCOiX7LITLJgUYF-LsMD-nghfaqVCHdVbDYFW3qyc3-SpmBhyERijcSgXPtxj8sK9DD4H2kgp5Syg500olTJdTrNhoapQTJv2YMvqQaW9XsQbDhakplOwzVbtEXG45u1uWhaq8-0/s320/Copy+of+stmaris4.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463698217170185618" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqpCTDXzXaPted498PuACzAhdaFaT4HWV_FKhf-23hjR9lG6tSTnB8Pe3imF6lsUe2SaK2PbiJi9RqETy5CwXurGu1Km4TfyQzH0Y7W2wfGTlTYPNBSz-UGsfoxq101Tt63Y54sndp97s/s1600/Copy+of+stmaris3.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 206px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqpCTDXzXaPted498PuACzAhdaFaT4HWV_FKhf-23hjR9lG6tSTnB8Pe3imF6lsUe2SaK2PbiJi9RqETy5CwXurGu1Km4TfyQzH0Y7W2wfGTlTYPNBSz-UGsfoxq101Tt63Y54sndp97s/s320/Copy+of+stmaris3.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463697633363249314" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMLD6LAjU0IgSSZFG0AzNcv8-j0mQA1awkCkgWHcaAU9X-WMhcDrIZigDbkQ5U-yuXaYG5XGYwEccjz7UpP7UatpzsJPYXaWOe9ZSudOBORafw76N9jog8vFzKCObzYTJM_kni1SD1vLY/s1600/Copy+of+stmaris2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 212px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMLD6LAjU0IgSSZFG0AzNcv8-j0mQA1awkCkgWHcaAU9X-WMhcDrIZigDbkQ5U-yuXaYG5XGYwEccjz7UpP7UatpzsJPYXaWOe9ZSudOBORafw76N9jog8vFzKCObzYTJM_kni1SD1vLY/s320/Copy+of+stmaris2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463697178943263010" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQrW1_NWL9m_5HdSUO6h_iG6jsVIf4L6Rw8yQ89DBfJLzrCXKVVoqmjR1K1AMna4dyFjx1xLFJ2EnKbKRU0Pe3f19NHjkjbU7P7v7y4_ahx9_XQWP2QCcKStAe9VKnr9RFhvsnDo5QPEc/s1600/Mardi+Yuana.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 227px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQrW1_NWL9m_5HdSUO6h_iG6jsVIf4L6Rw8yQ89DBfJLzrCXKVVoqmjR1K1AMna4dyFjx1xLFJ2EnKbKRU0Pe3f19NHjkjbU7P7v7y4_ahx9_XQWP2QCcKStAe9VKnr9RFhvsnDo5QPEc/s320/Mardi+Yuana.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463696795797004274" /></a>ALUMNI STELLA MARIS BOGORhttp://www.blogger.com/profile/10802344443199233296noreply@blogger.com0