Pater Wijbrand

Pater Wijbrand
CRESCAT ET FLOREAT

Mar 13, 2009

Dialog: Rm Parno & Arnoko

Rm Parno CM Bertanya:
Halo Arnoko dan teman-teman, pakabar? Bagaimana perkembangan beasiswa seminari, adakah cerita pemanfaatannya? Kemaren tuh aku gak nyimak sepenuhnya, apakah dana beasiswa jadi dipakai untuk memenuhi pembelian kompor? Salut bahwa teman-teman bergerak cukup cepat. Bukan berapanya, tapi sambungan batinnya dengan seminari. Aku masih ingat persis ketika seorang mantan seminaris bogor, yang lulus dengan wajar, setelah satu tahunan dia kecewa banget, maki maki seminari. Aku sampai gak habis pikir. Tetapi karena aku sekedar mau bersahabat dengannya ya saya dengarkan saja.

Aku sering pingin dengan kabar dari romo seminari tuh karena pingin tahu trend pemikiran mereka untuk para seminaris, pingin denger cerita suka dukanya para seminaris. Aku ini CM, tapi memang gak punya sambungan sejarah pribadi dengan seminari Garum. Kadang kepikir untuk terus berbakti pada seminari tempat aku dibesarkan. Terakhir aku ke Bogor adalah waktu tahbisan, sepuluh tahun lalu. Aku memang diperkenankan untuk ikut misa harian di kapel, tapi gak ada kesempatan berkenalan dengan seminari di ruang makan atau di manapun. Memang seminari stella maris menjadi terasa anonim, tapi aku tetep mencintai. Aku tak bisa menghapus kenyataan bahwa di sana aku dibentuk. Pendidikan lucu yang besar pengaruhnya dalam hidupku adalah cara audiovisualnya Mbah Wijbrands untuk menanam sensus ecclesiae.

Martin gimana lembaga penelitian atmajaya, lagi sibuk dengan pemilu?
Suryo, kapan jadi putar film di seminari?
Dengan pertanyaan-pertanyaan itu saya jadi ingat betapa kayanya narasumber bagi seminari Bogor untuk mendaratkan ajarannya ya.
Arnoko, tolong dicek, kalau ada kiriman satu juta untuk beasiswa seminaris atas nama ibu Bernadette Juanita Palma dua hari lalu itu dari aku. Tolong tambahkan untuk beasiswa anak-anak.

Selamat berkarya semua.
parno


Arnoko Menjawab
Matur nuwun sanget Romo atas partisipasinya dan seluruh doa yg Romo panjatkan utk usaha2 kami.Dana yg terkumpul kemarin sekitar 11 jutaan dan yg terpakai utk kompor 8 juta, jadi saat ini masih tersisa 3 jutaan. Sisa ini akan kami salurkan utk dana beasiswa seminaris, seperti rencana awal kita dulu.Terimakasih jg atas masukan dananya lg.

Saat ini baru sy sadar, ternyata mengelola seminari tdk mudah, apalagi dg biaya yg minim dan hasil (output) yg, menurut banyak orang luar, tidak jelas. Suatu lembaga Gereja, pendidikan calon imam, yg hanya menghasilkan sangat sedikit imam, namun memerlukan biaya yg sangat besar ! Sy tdk tau, kenapa kemudian muncul opini demikian.

Bagi saya pribadi, panggilan adalah unik. Walaupun sebagian besar seminaris tdk sampai jenjang tahbisan, tp dpt sy katakan, hampir seluruh tmn2 eks tersebut, memiliki moral Gereja dan kesetiaan yg sangat besar dan dalam thp Gereja Katoliki. Menurut sy, inilah hakekat tempat persemaian ! Penumbuh generasi baru Gereja, sehingga tongkat estafet tetap berjalan. Kondisi ini mungkin hanya dpt dirasakan oleh kita yg pernah hidup didalamnya kali, sementara dunia luar tahunya jadi.
Mengenai seminaris yg nakal2, sy pikir, itu adalah bagian dr perkembangan menuju kekedewasaan iman. Pd saatnya kondisi tsb akan berbalik arah. Kita semua pun pernah merasakan menjadi nakal bukan ?Saat ini, total ada 83 seminaris aktif.Secara fisik, keadaan gedung semakin menarik dan pepak. Berkat kegigihan komitmen Romo Rektor dlm mengelola seminari.

No comments: