Pater Wijbrand

Pater Wijbrand
CRESCAT ET FLOREAT

Mar 5, 2009

Kisah Pengembaraan Om Roland Selepas Membiara

Buat teman-2 semuanya, kalau memang ada yang mau simak pengalamanku ini silahkan saja, soalnya bisa jadi pelajaran di kemudian hari. Kita jangan minder or pesimis, apalagi apatis.
Ketika saya keluar dari Seminari Tinggi St. Paulus Bandung, tgl 3 Agustus 1981, Kira-2 Jam 14.00an, saya dijemput taxi ke Buah Batu 178H (Sekarang Jl. Suryalaya No.7), langsung saya masukan semua barang-2 saya ke dalam taxi, terus saya meluncur ke Jakarta. Tujuannya ke rumah saudara, saya tidak berani pulang ke rumah.Karena saya keluar dari Seminari. Pasti dicibir. Ke tempat saudara saya saya mangkal selama sebulan, bengong-2 enggak ada kerja.Singkat cerita saya dipekerjakan diperusahaan kontraktor saudara saya.
Saya bertahan cuma 6 bulan.
Setelah saya keluar dari kontraktor, langsung saya kontak dengan Bruder Winand OFM, beliau memberi saya memo, untuk kerja di perusahaan radio telepon (Jualan SSB untuk kapal layar dan Jual Handy Talky untuk Jasa Marga) Si Oom Nathan (Pemilik), bingung: "Bekas romo mau dikasih pekerjaan apa ya? engga ada yang cocok!" katanya. Dia maksa saya jualan SSB (semacam alat komunikasi jarak jauh). Seumur hidup saya belum pernah lihat barang itu lalu saya harus jual, kalau engga jual, engga makan. Saya tinggal di kantor, tidur di meja yang sudah disusun. Maklum belum bisa indekost, karena gak punya duit. Gaji cuma habis pake makan, dan ongkos keliling. Motor dipinjami, pake Honda Z-80?. Baju, tas, dasi, tempat tidur, lemari plastik, kartu nama, dikasih dari boss (Oom Nathan), mulai dari situ dia yang memoles saya jadi salesman.
Setelah setahun engga ada omset yang bagus, saya pindah ke LSM (Bina Swadaya-Trubus) . Saya jadi pelatih dan pembina koperasi para peternak ayam di kawasan Cimanggis, (Bayangkan dari salesman pindah ke pekerjaan sosial!)
Dari situ mulai Tidak Betah, pindah divisi ke Trubus, jadi salesman Iklan (Account Executive) sebenarnya di sini tambang emas. Kalau ditekuni.
Terus pindah lagi ke Gramedia Pustaka Utama, jadi salesman buku bahasa Inggris, disini engga betah juga, terus pindah divisi baru UPBS (Unit Paket Buku Sekolah) sekarang Grasindo (saya salah satu perintisnya), masih engga betah juga, saya pindah seksi dari salesman ke bidang LAY OUT (urusan pracetak) Aneh 'kan... tapi saya bisa kerjakan semuanya itu. Bayangkan dalam setahun saya terima 6 SK (Surat Keputusan /Pengangkatan, karena sering pindah-pindah seksi).
Akhirnya saya ditawari pindah ke luar Gramedia grup, ketika itu saya di Australia bawa rombongan (IKAPI-ikatan penerbit) ketemu pemilik penerbit buku asing Periplus, Disini saya jadi banyak jabatan yang dirangkap ada 4 jabatan (Personalia, kartografi (pembuatan peta), Penerbitan buku, Produksi) Di sini saya ketemu Yohanes Mogo dan Heru. Fasilitas bagus, gaji bagus. Tapi stressnya minta ampun, suruh pecat orang sampe 20-an. Kayak apa stressnya, sampe kepengadilan segala. Lalu kalah di pengadilan. setelah itu saya keluar. (1 Mei 2001). Mau bikin penerbit (karena terhasut teman di Ikapi, lalu gagal jadi penerbit, setelah pesangon hampir habis, cepat-2 cari batu loncatan.
Karena saya ikut berorganisasi di Pemuda Katolik (jabatan terakhir sebagai SekJend DKI), saya ketemu mantan Anggota DPR di gereja, beliau membawa saya ke perusahaan peternakan ayam (Sierad Produce Group). Saya membantu beliau sebagai asisten. Selama di Sierad, di rumah bikin roti sendiri, terus dijual dari warung ke warung.Suatu ketika saya dipindah lagi sebagai asisten Boss atau pemilik atau orang nomor satu (Ini jabatan paling enak karena semua Direktur kalau mau ketemu boss, harus lewat saya, jadwal boss saya yang atur, sampe boss makan obat pun saya yang ingatkan.). Tapi sayang sekali jabatan tersebut hilang karena saya engga tahan stress, harus kerja 24 jam,berat badan turun 6 kilo, tidak ada libur, kalau boss panggil harus siap. Saya nekad, boss saya bantah. Akibatnya saya kalah. Keluar.!
nah dari sini saya engga dapat pesangon, karena cuma 3 tahun kurang 2 bulan, jelas engga ada pesangon. Tidak sesuai peraturan Pemerintah.!
Saya ke Amerika (Dapat Visa nya gampang, padahal lagi ketat-2nya, berkat Tuhan), nekad kerja dan numpang hidup dengan adik di sana. S Sebelunya "ngegembel" di Atlanta sebulan, terus pindah ke LA (rumah adik)... Di Amrik LA, barang-barang berharga saya sempat di jarah. (isinya passport, tiket kembali, uang, kamera) beruntung saya dapat menangkap malingnya kembali. Aneh ya.... Saya kejar pake kaki, seperti di film. Akhirnya berhasil ketangkep, maling saya lepas, setelah barang-2 dikembalikan. Tapi saya engga betah lagi karena pisah dengan keluarga di Indonesia. terus pulang, dan nekad hidup di Bekasi. Pulang dari Amrik beli gerobak, buka bubur ayam dorong, jualan di pinggir jalan, namanya bubur ayam Lintara (cita-cita Lintas Nusantara), gerobak bubur dijual karena isteri kembali ngajar jadi guru tetap di SD Kristen. Saya buka konfeksi jahit, jasa lay out dan cetak Sampe sekarang. Selain itu juga, sekarang saya ngasih kuliah fotografi di Politeknik UI Depok, dan IPB (kelas khusus anak-anak yang slowner alias rada jauh IQnya.) Motivasi saya ngajar agar tidak cepat pikun dan tetap memberi ilmu kepada orang lain. Semua itu cuma satu, agar lebih fokus dalam kerja, dan tekun, serta jangan lupa berdoa. Cuma kekuatan doa itulah yang sekarang ini bikin saya jadi lebih tegar.
Semoga pengalaman saya ini dapat diambil hikmahnya agar teman-2 jangan pesimis, lebih fokus, harus ulet, tekun, jangan menyerah, kerja keras. God Bless U all. salam, roland ( Bogor 1971-1977-Bandung 1977-1981)

No comments: